KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan infrastruktur telekomunikasi jadi salah satu fokus pembangunan pemerintah di masa kepemimpinan Joko Widodo. Kabinet yang dipimpin pria yang akrab disapa Jokowi ini sudah gencar membangun konektivitas telekomunikasi di lima tahun pertama memerintah.
“Sudah puluhan tahun Indonesia merdeka, namun baru saat ini sarana bagi kita berkomunikasi dibangun. Pemerintah melakukan pembangunan secara besar-besaran,” kata Rudiantara, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, 2018 silam.
Kini, pemerintah getol membangun konektivitas telekomunikasi di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Tanggungjawab pengembangan konektivitas telekomunikasi di wilayah tersebut antara lain dijalankan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo).
Dalam sekitar lima tahun terakhir, perkembangan infrastruktur telekomunikasi mendapatkan momentum lantaran merebaknya pandemic Covid-19. Urgensi konektivitas telekomunikasi semakin terasa seiring terjadinya pembatasan mobilitas.
Baca Juga: Starlink Hadir di Kawasan 3T, Wilayah yang Juga Menjadi Garapan Bakti Kominfo
Bahkan, kala itu, Presiden Jokowi mengeluarkan instruksi untuk mempercepat transformasi digital nasional. “BAKTI Kominfo dalam hal ini menjadi ujung tombak percepatan tersebut melalui pembangunan infrastruktur, seperti base transceiver station (BTS) dan satelit,” kata Tri Haryanto, Plt Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Kominfo.
Merespons instruksi tersebut, Tri menuturkan, BAKTI Kominfo telah menyusun sejumlah program pengembangan konektivitas telekomunikasi. BAKTI Kominfo antara lain melakukan penyediaan infrastruktur BTS pada wilayah 3T.
Penyediaan infrastruktur BTS di wilayah 3T ini dilakukan di 1.667 lokasi menggunakan kontribusi universal service obligation (USO). “Ditambah dengan penyediaan BTS 4G di 5.618 lokasi menggunakan bauran pembiayaan,” terang Tri.
BAKTI Kominfo juga menjamin penyediaan layanan internet untuk masyarakat, baik menggunakan teknologi serat fiber, radio link, very-small-aperture terminal (VSAT), juga WiFi. “Per 30 April 2024, BAKTI telah hadir di 18.696 titik layanan public,” imbuh Tri.
Baca Juga: Kapal LCT Cita XX Pembawa Perangkat BAKTI Kominfo Hilang Kontak di Perairan Papua
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, tingkat penetrasi internet di Indonesia meningkat menjadi 79,5%. Dengan demikian terdapat 221,6 juta penduduk terkoneksi internet, dari total populasi 278,6 juta jiwa.
BAKTI Kominfo juga membangun jaringan fiber optik sepanjang 12.229 kilometer. Selain itu, BAKTI Kominfo juga membangun High-Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150 Gbps yang dikenal dengan Satelit Republik Indonesia – 1 (SATRIA-1).
Pembangunan SATRIA-1 dilaksanakan menggunakan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). “SATRIA-1 telah diluncurkan pada tanggal 19 Juni 2023 dan beroperasi sejak tanggal 2 Januari 2024,” tutur Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News