KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. Ruang tunggu di Stasiun Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tampak dipenuhi para penumpang kereta api Makassar-Parepare, Selasa (20/5). Mereka tengah menanti kedatangan kereta berikutnya, yang akan membawa mereka ke berbagai tujuan, hingga nanti berakhir di Stasiun Garongkong.
Stasiun Mandai merupakan stasiun paling dekat dengan Makassar. Karenanya, tak heran stasiun ini menjadi pilihan bagi banyak orang.
Saat baru tiba, para petugas tak segan menawarkan bantuan bagi para calon penumpang. Mereka akan ditanyai apakah sudah memiliki tiket lebih dulu, karena yang bisa memasuki ruang tunggu adalah mereka yang sudah memiliki tiket.
Tarif tiket kereta ini pun terjangkau, Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Tarif Rp 5.000 akan dikenakan mulai Stasiun Mandai hingga Stasiun Labakkang. Sementara, bila turun di stasiun berikutnya hingga stasiun akhir akan dikenakan tarif Rp 10.000.
Kereta api Makassar-Parepare merupakan tahap pertama dari pembangunan Kereta Api Trans Sulawesi. Diresmikan Presiden Joko Widodo Maret tahun lalu, hingga kini kereta api ini terus berkembang. Pasalnya, saat ini kereta api Makassar - Parepare tak hanya melayani dari Stasiun Mandai hingga Garongkong, tetapi juga beroperasi dari Stasiun Garongkong hingga Stasiun Mangilu, dan melewati tujuh stasiun.
Kereta api dari Stasiun Mandai - Garongkong melayani empat perjalanan setiap harinya. Dua kali perjalanan dari Stasiun Mandai, dan dua kali dari Stasiun Garongkong. Sementara, perjalanan dari Stasiun Garongkong - Mangilu masing-masing memiliki satu perjalanan.
Adapun, satu trainset KA Makassar - Parepare ini terdiri dari 3 kereta. Kapasitas totalnyanya sekitara 275 penumpang, dengan 168 kursi dan 107 penumpang berdiri.
Manager Stasiun Mandai Anindika Fahrizaldi menerangkan, saat weekday, biasanya jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Mandai hanya sekitar 80 hingga 100 penumoang dalam sekali perjalanan. “Tapi kalau weekend biasanya sudah penuh,” ujar pria yang kerap dipanggil Aldi ini.
Dia pun mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan semua orang yang datang, terlebih saat weekend, bisa mendapatkan tiket. Apalagi, saat ini tiket yang ada belum bisa dibeli secara online. Meski begitu, tersedia Bus Trans Mamminasata, bus shuttle yang tersedia setiap 15 menit sekali. Shuttle ini menghubungkan Stasiun Mandai ke Unhas maupun sebaliknya.
“Kenapa 15 menit sekali, ini untuk meminimalisir kalau tidak dapat tiket, dia bisa menggunakannya untuk pulang,” ujar Anindika.
Bisa nikmati pemandangan alam
Tepat pukul 12.35 WITA, perjalanan terakhir dari Stasiun Mandai berangkat. Para petugas menyampaikan salam pada para penumpang di dalam kereta.
Begitu berangkat, penumpang langsung bisa menikmati keindahan alam yang dilewati kereta ini. Pepohonan hijau, bentangan sawah, dan langit biru. Tentunya ada rumah-rumah warga yang dilewati. Di beberapa titik pun sudah terlihat pembangunan rumah-rumah baru.
Kereta api ini juga kerap digunakan masyarakat untuk menyambangi tempat wisata. Terlebih, stasiun-stasiun ini dekat dengan berbagai destinasi wisata di Sulawesi Selatan.
Manajer Stasiun Rammang-Rammang Achmad Nur Aviv Setiawan menerangkan, biasanya orang yang turun atau naik dari stasiun ini untuk berwisata. Ini mengingat stasiun ini dekat dengan Kampung Karst Rammang-Rammang.
“Di akhir minggu biasanya banyak yang turun di stasiun ini. Begitu pun mereka yang berangkat, biasanya mereka yang pulang setelah berwisata,” ujar Achmad.
Dengan kecepatan hampir mencapai 80 km/jam, Stasiun Rammang-Rammang pun bisa ditempuh sekitar 22 menit dari Stasiun Mandai, dengan panjang jalur sekitar 15 kilometer. Adapun, total panjang jalur Mandai-Garongkong yakni 84 km.
Tentu bukan hanya dimanfaatkan untuk berwisata, kereta api ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk bekerja atau kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Misalnya Fashima Alimin, mahasiswi yang ingin kembali ke rumahnya di Tanete Rilau, setelah menyelesaikan kegiatannya di Makassar. Dia memilih menggunakan kereta api karena biaya yang lebih murah, serta lebih cepat dan nyaman. Sebelum hadirnya kereta api ini, Fashima mengaku kerap menggunakan sepeda motor untuk kembali ke rumahnya.
“Kalau naik kereta kan Rp 10.000, kalau naik sepeda motor masih harus keluar biaya untuk bensin. Kalau naik sepeda motor juga capek, wakatunya bisa sampai dua jam, kalau naik kereta hanya 1 jam lebih saja,” katanya.
Dia menambahkan, adanya shuttle di Stasiun Mandai pun memudahkannya untuk mencapai Stasiun Mandai.
Tips nyaman naik kereta Makassar-Parepare
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan bila ingin lebih nyaman dalam menjajal kereta api Makassar-Parepare ini. Pertama, sebelum membeli tiket, sebaiknya Anda mengetahui syarat-syaratnya lebih dulu.
“Sehingga ketika beli tiket, kita tidak bingung apa saja yang dibutuhkan. Masih banyak yang seperti itu,” terang Anindika Fahrizaldi.
Adapun, syarat tersebut adalah membawa identitas diri, baik KTP, SIM ataupun Kartu Keluarga. Apalagi, anak di bawah 3 tahun pun harus bisa diperlihatkan identitasnya lewat KK.
Kedua, penumpang pun disarankan membawa makanan atau minuman sendiri. Ini mengingat fasilitas atau penjual makanan dan minuman di stasiun belum memadai. Meski begitu, perlu diingat penumpang tidak diperkenankan makan di dalam kereta.
Ketiga, pastikan Anda selalu mencari tahu informasi terbaru terkait jadwal kereta. “Karena mungkin ada perubahan-perubahan,” tambah Anindika Fahrizaldi.
Selanjutnya, bila Anda berniat menaiki kereta api ini di akhir pekan, sebaiknya Anda datang lebih awal dari jam keberangkatan. Loket dibuka pukul 06:00 WITA di seluruh stasiun di seluruh perjalanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News