Listrik Masuk Sawah, Produksi Padi Kabupaten Ngawi Menanjak

Listrik Masuk Sawah, Produksi Padi Kabupaten Ngawi Menanjak
Ilustrasi. Listrik masuk sawah untuk pengairan pertanian. Petani di Ngawi dan Ponorogo menerapkan pompanisasi dengan mesin pompa Sibel (2025/05/25). KONTAN/Muradi/ Senin, 23 Juni 2025 | 09:39 WIB

Reporter: Filemon Agung

Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - NGAWI. Jawa Timur adalah daerah penghasil beras terbesar di Indonesia. Tahun lalu, provinsi ini menyumbang produksi padi seberat 9,27 juta ton, atau tertinggi se-Indonesia.

Kabupaten Ngawi adalah penyokong utama produksi beras di Jawa Timur. Nah, ketersediaan air menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan produksi pertanian padi di wilayah ini. Kebutuhan air untuk sektor pertanian Ngawi bersumber dari tiga waduk utama, yakni Waduk Pondok, Waduk Bendo dan Waduk Sangiran. 

Meskipun memiliki sumber air utama, Pemerintah Kabupaten Ngawi mendorong agar ketersediaan air dapat tetap terjamin untuk menjaga tingkat produktivitas padi para petani.

Baca Juga: Produksi Padi di Januari-April 2025 Tertinggi Dalam 7 Tahun Terakhir

Salah satunya melalui program Electricity for Farming bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara. Program Listrik Masuk Sawah ini pun terbukti menjadi pendorong dalam peningkatan produksi di Kabupaten Ngawi.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi menjelaskan, melalui program ini para petani dapat menekan biaya kebutuhan air dengan memanfaatkan pompa submersible mandiri.

"Penggunaan sumur ini untuk berjaga-jaga saat musim kemarau. Kita mendorong agar para petani (peka) terhadap manajemen air," ungkap Supardi ditemui di kantornya, Selasa (20/5).

Baca Juga: BPS: Potensi Panen Padi Mei–Juli 2025 Capai 2,64 Juta Hektare

Dia menjelaskan, hingga saat ini sudah ada 22.000 titik sumur di area persawahan Kabupaten Ngawi. Meskipun berkembang secara masif, Pemkab Ngawi secara khusus mengatur agar sumur untuk area persawahan harus memiliki kedalaman minimal 60 meter. Langkah ini ditempuh untuk memastikan agar kebutuhan air tanah masyarakat umum tidak terdampak.

Merujuk data yang ada, luasan tanah untuk periode Oktober 2024 hingga April 2025 telah mencapai 90.109 hektare dari total yang ditargetkan sebesar 148.958 ha. Sementara itu, panen pada Januari-April 2025 telah mencapai 49.769 ha.

Sementara itu, produksi gabah kering panen (GKP) periode Januari-April 2025 mencapai 328.829 ton dan produksi beras mencapai 187.433 ton di wilayah Ngawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Didukung oleh:
Barito Pacifik
Bank BRI
PLN
Bank Mandiri
Bank Mayapada
GWM