KONTAN.CO.ID - MALANG. Upaya badan usaha milik desa (BUMDes) Asha Wiyakta yang berada di Desa Wonoagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang untuk bisa menghasilkan cuan dari agro wisata terus berlanjut. Setelah membuka agro wisata berupa petik jeruk di kebun seluas 5 hektare, Asha Wiyakta berniat memperluas bisnis di lokasi yang sama.
Maklum, wisata petik jeruk hanya memakan sekitar 1,5 hektare lahan dari total 5 hektare lahan kas desa. Untuk mengembangkan lahan lebih lanjut agar makin produktif, BUMDes Asha Wiyakta berniat mencari investor strategis.
Suwandi, Direktur BUMDes Asha Wiyakta mengatakan, modal awal BUMDes berasal dari dana desa sebesar Rp 70 juta yang disuntikkan pada tahun 2019. Setelah itu, ada tambahan penyertaan modal dari dana desa setiap tahun. Mulanya, dia berharap desa bisa memberikan modal hingga Rp 1 miliar dalam lima tahun hingga 2025. Tetapi karena ada pandemi, dana desa terutama dialokasikan untuk penanganan pandemi.
Alhasil, tambahan penyetoran modal jauh meleset dari target awal. Hingga tahun ini, total tambahan penyertaan modal dari desa hanya mencapai sekitar Rp 200 juta.
“Tetapi BUMDes mau nggak mau masih butuh,” kata Suwandi, Selasa (4/7).
Sehingga BUMDes Wonoagung pun mencari investor untuk pengembangan lebih lanjut. Badan usaha desa ini merencanakan sejumlah ekspansi untuk memperluas usaha. Paling dekat, Asha Wiyakta akan membangun kolam renang.
“Harapannya tahun ini harusnya kolam renang itu sudah jadi. Untuk komoditas lainnya itu sambil jalan dan 2024 kami mulai. Tapi target tahun ini adalah kolam renang,” ujar Suwandi.
Investor yang berminat bisa memilih investasi apa yang ingin ditanam. Jika misalnya memilih untuk berinvestasi di kolam renang, maka dia akan mendapatkan hasil dari kolam renang tersebut.
Untuk saat ini, Suwandi mengatakan pihaknya masih mencari investor lokal dari Wonoagung. Ini akan menjadikan perputaran dana di Wonoagung menjadi lebih kencang.
Selain kolam renang, Asha Wiyakta juga merencanakan wahana lain semacam rainbow slide dan edukasi segala tanaman yang ada di Desa Wonoagung. Setelah kolam renang rampung dan siap dibuka, barulah BUMDes ini akan mengenakan tarif masuk di area agro wisata petik jeruk.
“Harapan yang di kolam renang ini nanti bisa ada pendapatan yang lebih. Karena di samping ini nanti ada rainbow slide sampai ke bawah, dan ada juga rencana penginapan,” kata Edy Istiyono, Kepala Desa Wonoagung, Selasa (4/7).
Penginapan yang akan terletak di Bukit Ganjaran ini memiliki pemandangan pegunungan dan perbukitan yang indah. Selain itu, lokasi yang terletak di atas kebun jeruk dan berdekatan dengan kolam renang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Saat ini masih belum ada penginapan di Wonoagung hingga Kandangan, Kediri yang tersedia. Sehingga ada peluang dari tamu yang berkunjung ke Kasembon bisa menginap di sini. Edy menyebut, target awal untuk penginapan adalah empat sampai enam kamar yang tersedia. Untuk mencapai semua target tersebut, setidaknya perlu dana hingga Rp 5 miliar.
“Kalau mengharapkan dari dana desa ya mungkin 10 tahun ke depan belum selesai, tapi kalau menggenjot PADes dari yang lain mungkin bisa 5 tahun bisa selesai,” kata Edy.
Dia menambahkan bahwa ajakan investasi bagi warga Wonoagung merupakan bentuk desa untuk merangkul warga. Dari segi ekonomi, peningkatan bisnis agro wisata akan juga dirasakan oleh warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News