Merawat Bumi Berbuah Keluarga Sejahtera dengan Budidaya Bambu

Merawat Bumi Berbuah Keluarga Sejahtera dengan Budidaya Bambu
Ilustrasi. Bakti CIMB Niaga di NGADA Nusa Tenggara Timur dengan Dengan Bambu masyarakat merawat Bumi sekaligus membangun keluarga sejahtera. Foto : Yuwono Triatmodjo . Senin, 03 Juli 2023 | 20:31 WIB

Reporter: Yuwono Triatmodjo

Editor: Syamsul Azhar

NGADA. Jauh di pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT), di wilayah Turetogo, Kecamatan Golewa, berdiri Kampus Bambu Turetogo yang diresmikan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat pada 24 Mei 2021. Kampus ini merupakan tempat pengembangan, pelatihan dan pemanfaatan bambu dari hulu ke hilir.

Setahun usai diresmikan, tepatnya pada 2 Juni 2022, rombongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambangi tempat ini. Apresiasi Presiden Jokowi ini tumpah ruah berbaur bersama keceriaan Monica Tanuhandaru, Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari (YBL), penggagas Kampus Bambu Turetogo.

"Dari mulai presiden, menteri, gubernur dan bupati, semua memiliki harapan besar terhadap Kampus Bambu Turetogo," kenang Monica saat berbicara di Kampus Bambu Turetogo, beberapa waktu yang lalu.

Hadir pada acara ramah-tamah malam itu, Direktur Compliance Corporate Affairs dan Legal Bank CIMB Niaga (BNGA) Fransiska Oei, Indra Gunawan Dian Putra Direktur Keuangan dan Administrasi Yayasan Kehati, dan aparat pemerintahan desa serta kabupaten sekitar Golewa.

Salah satu yang membuat Presiden Jokowi kagum pada kreasi sepeda bambu bernama Spedagi Goro, hasil gotong-royong YBL dan sejumlah pihak. Sepeda ini dipakai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022 dan sebagai cendera mata kepala negara peserta KTT ASEAN di Labuan Bajo pada 7-9 Mei 2023.

Kepedulian Presiden Jokowi terhadap bambu juga tercermin dari keberadaan Bamboo Dome, bangunan dari kreasi bambu yang digunakan untuk menjamu para pemimpin G20 di Bali.

Bicara soal upaya konservasi dan pelestarian bambu, CIMB Niaga, bank terbesar ke-5 di Indonesia, ini secara konsistensi mendukung program tersebut sejak tahun 2012. Monic menyatakan, berdirinya Kampus Bambu Turetogo terwujud atas dukungan CIMB Niaga dan Yayasan Kehati. "Kami mendapat dukungan dari CIMB dibantu oleh Kehati. Ini yang pertama dan menjadi modal kami untuk bangkit dan maju," ucap Monica.

Upaya konservasi dan pelestarian bambu merupakan salah satu fokus CIMB Niaga dalam program CSR di bidang iklim dan lingkungan. Bambu kami pilih karena memiliki banyak manfaat baik secara ekologis bagi lingkungan maupun secara ekonomis bagi masyarakat sekitar," kata Fransiska pada acara ramah tamah di Kampus Bambu Turetogo.

CIMB NIAGA-Kampus Bambu Turetogo, NTT

Secara ekologis bambu dapat meningkatkan kualitas penyerapan air tanah, mencegah erosi pada area tanam, dan meningkatkan penyerapan emisi gas rumah kaca. Fungsi penting dari bambu ialah restorasi lahan.

Di Kampus Bambu Turetogo, lanjut Fransiska, YBL memberikan edukasi pengolahan bambu menjadi aneka produk dan barang kerajinan bernilai tinggi.

Dalam melestarikan bambu, CIMB Niaga juga memperhatikan setiap aspek, mulai dari pembibitan, penanaman dan perawatan. Termasuk pasca panen, dengan memberi pelatihan pengelolaan bambu dan perencanaan keuangan serta membantu alat kepada petani ataupun koperasi.

Hingga awal tahun 2023, total bambu yang telah ditanam CIMB Niaga sebanyak 49.400 pohon, tersebar di berbagai daerah. Pada periode itu, CIMB Niaga telah memberikan pelatihan budidaya bambu ke 467 petani bambu.

Literasi keuangan

Moses Janga, Camat Golewa, Kabupaten Ngada menyatakan, program konservasi dan pelestarian bambu oleh CIMB Niaga bekerja sama dengan Yayasan Kehati dan YBL telah membawa mata pencaharian baru bagi warganya. "Khususnya, bagi ibu-ibu rumah tangga Golewa, yang kini berprofesi sebagai pembibit tanaman bambu," tutur Moses.

'Mama-mama bambu', demikian sebutan bagi ibu-ibu rumah tangga tersebut. Mama-mama bambu ini membudidayakan bambu betung yang punya lingkar batang besar dan panjang.

Setiap bibit bambu yang dihasilkan, mama-mama bambu mendapat upah senilai Rp 2.500 dari YBL. Sejak proyek ini bergulir April 2021, setiap mama-mama bambu di kabupaten Ngada mampu menghasilkan minimal 8.000 bibit bambu per tahun.

Kata Monica, dalam setahun, setiap mama-mama bambu mampu mengantongi pendapatan Rp 20 juta per tahun. Tak sedikit juga mama-mama bambu yang mampu memperoleh penghasilan hingga Rp 2,5 juta per bulan.

Bagi ibu rumah tangga yang semula hanya mengurus rumah, kini mendapat penghasilan yang hampir mendekati Upah Minimum Provinsi (UMP) NTT 2023 yang sebesar Rp 2,12 juta. Tentu saja uang tersebut membantu kesejahteraan keluarga mama-mama bambu.

CIMB NIAGA-Kampus Bambu Turetogo, NTT

Kini, mama-mama bambu di bawah bimbingan YBL berhasil menghasilkan 2,5 juta bibit dalam jangka waktu 6 bulan. Bibit-bibit bambu itu lantas ditanam di lahan-lahan kritis dan berkontur di sejumlah kabupaten seperti Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Nagekeo, Ende dan Sikka.

Efek gulir dari kegiatan menanam bibit bambu itu, mama-mama bambu memperoleh literasi keuangan. Mereka membuka rekening perbankan untuk menerima uang hasil usahanya.

Mereka yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan, kini mulai teredukasi dan memahami. Uang ini akan diberikan oleh YBL melalui rekening bank. Kebetulan, yang menikmati hasilnya adalah Bank NTT selaku bank daerah.

Namun pihak CIMB Niaga menyatakan, selain konservasi, program ini juga mendukung kapasitas masyarakat NTT melalui pelatihan literasi keuangan dan pelatihan produk turunan pengolahan bambu. Harapan CIMB Niaga, melalui bambu, terciptakesejahteraan bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Desa Kontan
Didukung oleh:
BRI
OJK
Barito Pacifik
Bukopin
PLN
BNI
Rukun Raharja
BSI
Cimb Niaga
Telkom
Telkom
XL Axiata
Mandiri
logo astragraphia
logo modalku
tokio marine