KONTAN.CO.ID – KONAWE. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe telah melewati beragam tranformasi dari masa ke masa. Lebih dari tiga dekade, RSUD Konawe menjadi pelayan bagi kebutuhan medis di tanah Sulawesi Tenggara.
Di balik tampilannya yang kini megah dan modern bak hotel berbintang, RSUD Konawe ternyata menyimpan sejarah panjang yang belum banyak diketahui. Tak hanya bangunannya saja yang berubah, nama dan pengelolaannya juga sudah pernah berganti.
Sejarah mencatat bahwa Rumah Sakit (RS) milik Kabupaten Konawe ini berdiri pada tanggal 27 Agustus 1988. Pada masa itu, peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia ke-2 yakni Soeharto.
Pada awalnya, RSUD Konawe dikenal oleh masyarakat dengan nama Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Kendari. Hal tersebut karena daerah Konawe kala itu masih bernama Kabupaten Kendari.
Status RSU Kendari pun masih bertipe D dengan pelayanan dan fasilitas yang belum begitu memadai saat itu. Barulah setelah 9 tahun beroperasi, status RS naik menjadi tipe C pada tahun 1997.
Baca Juga: Punya Alat Lengkap dan Canggih, RSUD Konawe Jadi Andalan Masyarakat Konawe
Kemudian, perubahan besar terjadi saat Kendari menjadi kota madya dan membuat Konawe menjadi kabupaten tersendiri. Hal tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Perubahan Nama Kabupaten Kendari Menjadi Kabupaten Konawe.
Wilayah Kabupaten Daerah Tk. II Kendari berubah nama menjadi Kabupten Konawe dengan ibukota Unaaha pada tanggal 28 September 2004 Alhasil, RSU Kendari yang bertempat di Kecamatan Unaaha menjadi aset dari Kabupaten Konawe yang kemudian dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe.
Seiring berjalannya waktu, RSUD Konawe mulai beralih ke proses Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak tahun 2010. Hingga akhirnya pada 2014, RSUD Konawe statusnya sudah menjadi BLUD secara penuh atau sekarang dikenal sebagai BLUD RS Konawe.
Bersamaan dengan perubahan status pengelolaan tersebut, RSUD Konawe juga diperjuangkan untuk bertransformasi. Di bawah kepemimpinan Bupati Konawe, Kery Saiful Konggasa, pembangunan rumah sakit baru menjadi salah satu janji paling dinanti oleh masyarakat Konawe.
Tahun 2014, Pemda Konawe mengajukan pinjaman ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang kemudian satuan kerja tersebut dilebur ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Permohonan pinjaman kepada PT SMI meminta persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Namun, pemda Konawe baru mendapat kepercayaan dari PT SMI untuk pembangunan rumah sakit pada tahun 2016. Kucuran dana dari PT SMI kepada RSUD Konawe tercatat sebesar Rp 231 miliar yang pinjamannya mulai tahun 2016 dengan tenor 8 tahun.
Pada 17 Februari 2017, Kery Saiful secara resmi membuka acara penancapan tiang panjang rumah sakit. Pembangunan tersebut ditargetkan selesai dalam jangka waktu 18 bulan dan dikerjakan oleh kontraktor BUMN yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP).
Direktur BLUD RS Konawe Abdul Rahman Matta menuturkan, pembangunan RSUD Konawe akhirnya rampung pada tahun 2018 dan diresmikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani tepatnya pada tanggal 29 Agustus 2018. Sementara itu, terkait pelunasan pinjaman kepada PT SMI diakui telah diselesaikan tahun ini.
"Alhamdulillah, kami dibantu dana pinjaman dari PT SMI. Sehingga, jadilah gedung seperti yang bisa kita lihat saat ini,” ungkap Pria yang akrab disapa Dokter Boby tersebut kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9).
Adapun pembiayaan berbentuk pinjaman daerah tersebut dipergunakan untuk membiayai pekerjaan fisik pembangunan gedung pelayanan kesehatan dan rawat inap, serta pengadaan alat kesehatan.
Dokter Bobby yang juga merupakan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Konawe mengungkapkan, fasilitas layanan kesehatan di RSUD Konawe pun kian lengkap usai dikunjungi oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada 14 Mei 2024 lalu.
Di samping meninjau pelayanan, alat kesehatan hingga fasilitas di RSUD Konawe, Jokoei turut mengirimkan alat-alat kesehatan yakni cath lab, CT Scan, mammogram, serta beberapa peralatan terkait kesehatan ibu dan anak.
Baca Juga: Optimalisasi Layanan, BPJS Kesehatan Supervisi RSUD Konawe
Ke depan, Boby mengharapkan adanya tambahan ruang rawat inap dan tempat tidur di RSUD Konawe. Keinginan tersebut karena melihat tingkat keterisian RSUD Konawe cukup tinggi pada waktu-waktu tertentu yang seringkali membuat pasien harus menunggu bergantian untuk mengisi kamar.
"Kami mengharapkan tambahan dari ruang rawat inap tersebut. Selain itu, kami menghimbau masyarakat untuk lebih baik mencegah daripada mengobati. Kalaupun memang terpapar sakit, maka diharapkan untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat,’’ imbuh Boby.
Adapun RSUD Konawe memilki enam gedung utama dan tiga gedung penunjang. Secara rinci, Gedung A berfungsi untuk tempat Instalasi Gawat Darurat (IGD), kebidanan, poli dan bedah sentral.
Gedung B berfungsi untuk poli klinik dan rekam medik. Gedung C berfungsi untuk laboratorium, radiologi dan medical check-up. Sementara itu, Gedung D berfungsi untuk apotek dan ruang rawat inap. Sedangkan, Gedung E dan F semuanya khusus diperuntukkan untuk rawat inap pasien.
RSUD Konawe memiliki daya tampung lebih dari 450.000 orang. Rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional yang melayani empat kabupaten, yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Konawe Utara.
Rujukan regional ini menunjukan bahwa RSUD Konawe bisa dibilang kualitasnya setara dengan rumah sakit provinsi. Adapun RSUD Konawe merupakan rumah sakit tipe C dan mendapatkan akreditasi sebagai RS Bintang Lima atau setara tingkat Paripurna, setelah dinyatakan lulus akreditasi paripurna oleh Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News