Ada Bendungan Raknamo, Hasil Panen Tak Lagi Loyo

Ada Bendungan Raknamo, Hasil Panen Tak Lagi Loyo
Ilustrasi. Para petani di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, merasakan dampak positif yang signifikan setelah pembangunan Bendungan Raknamo. KONTAN/Muradi/2024/08/10 Jumat, 16 Agustus 2024 | 08:21 WIB

Reporter: Dikky Setiawan, Leni Wandira

Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID. KUPANG. Para petani di Desa Raknamo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, merasakan dampak positif yang signifikan dari pembangunan bendungan Raknamo. 

Menurut Hofni M Djala, Ketua Kelompok Tani Oebatuinak, sejak bendungan diresmikan pada tahun 2021, petani lokal telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam hal pertanian.

Sebelumnya, petani hanya mengandalkan curah hujan yang tidak menentu dan memiliki bendungan darurat yang terbatas, mengharapkan ketersediaan air secara alamiah. Namun, setelah Bendungan Raknamo beroperasi, akses terhadap air menjadi lebih terjamin. 

Baca Juga: Bendungan Raknamo Mengalirkan Air ke 320 Hektare Lahan Pertanian

"Kami sekarang dikenalkan dengan konsep musim tanam satu, dua, dan tiga, yang sebelumnya tidak kami ketahui," ungkap Hofni saat ditemui KONTAN, Senin (5/8)

Hofni, yang memiliki lahan pertanian sekitar 500 meter dari bendungan mencatat, sebelumnya ia hanya dapat menanam jagung karena keterbatasan akses air.

"Setiap kali kami membutuhkan air, kami harus meminta Balai untuk membukanya, yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan kami," tambahnya.

Panen meningkat

Yefri Dethan, anggota Kelompok Tani lainnya juga merasakan perubahan positif dalam melakukan aktivitas pertanian. Pada Juli lalu, pria berusia 38 tahun ini telah memetik hasil panen ladangnya di lahan seluas 30 hektare dengan jumlah optimal. 

Yefri mengaku, sejak adanya bendungan Raknamo, ia bisa melakukan tiga kali panen dalam setahun. Hal ini bisa terjadi lantaran akses air ke areal pertaniannya jauh lebih mudah.

Terlebih, Yefri mengaku mendapatkan pendampingan dan edukasi terkait upaya peningkatan produktivitas hasil pertanian dari unit pengelola bendungan.

Baca Juga: Air Melimpah di Nusa Terindah

Selain memilki lahan padi, Yefri juga memiliki lahan cabai, pare hingga bawang merah dengan rata-rata luas tanah sekitar 30 hektare. "Kami baru saja panen hasil garapan bulan Juli ini dengan berbagai jenis tanaman seperti padi, bawang merah, pare, dan jagung," kata Yefri.

Meskipun belum dapat merinci secara spesifik tentang keuntungan dari hasil bertani, Yefri dan rekan petani lainnya sepakat bahwa hasil panen mereka mengalami lonjakan tajam.

Mereka berharap bahwa keberhasilan ini dapat mendorong pengembangan lebih lanjut dalam infrastruktur irigasi untuk meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat petani di Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble