Kisah Mangga Muraji, Manisnya Terasa Sampai Singapura

Kisah Mangga Muraji, Manisnya Terasa Sampai Singapura
Ilustrasi. Mangga varietas Gadung Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (29/7/2024). Budidaya mangga menjadi sektor unggulan pertanian di Kabupaten Probolinggo. Varietas mangga gadung arummanis Probolinggo sehingga menjadi ikon daerah tersebut./pho KONTAN/David Kurniawan/29/07/2024. Jumat, 09 Agustus 2024 | 13:26 WIB

Reporter: Jane Aprilyani, Nur Qolbi

Editor: Asnil Amri

Di antara banyak komoditas yang ada di Jawa Timur khususnya di Probolinggo, mangga adalah salah satu komoditas unggulan. Budidaya mangga yang masif membuat Probolinggo terkenal sebagai penghasil mangga berkualitas, baik dari rasa, tekstur dan daya tahan. Mangga Probolinggo sudah tenar.

Faiq El Himmah, Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Probolinggo bilang, sampai Juni 2024, ada 75.000 pohon mangga baru ditanam dan sebanyak 436.160 pohon produktif dengan kapasitas produksi 806.122 kuintal.

Salah satu yang menjadi pusat produksi mangga di Probolinggo adalah Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan. Muraji, petani mangga yang dulu hanya punya 500 pohon mangga, kini punya 3.000 pohon.

"Sekali panen, hasil mangga saya mencapai 5 kuintal (500 kg) per pohon," ujar Muraji saat ditemui Tim KONTAN Jelajah Infrastruktur Berkelanjutan di lahan mangga di Desa Wringinanom, Probolinggo.

Jerih payah Muraji dalam membudidaya mangga gadung harum manis memang tidak sia-sia. Manis mangga itu menyebar sampai Medan, Bandung, Jakarta, Bogor, Balikpapan, Pontianak, dan Singaraja. Bahkan ada hasil panen mangga Muraji yang tembus pasar di Singapura dan China. "Permintaan mangga gadung arum manis disukai pasar dalam dan luar negeri karena kualitasnya unggulan," ujar Muraji.

Meski memiliki pasar yang luas, Muraji mengakui bahwa proses budidaya a saat ini menghadapi kendala, terutama dalam hal biaya operasional. Agar hasil maksimal, ia harus membeli peralatan dan obat-obatan dan juga pupuk. "Biaya perawatan per pohon saja sekarang menghabiskan Rp 100.000 dari yang sebelumnya Rp 75.000," ungkap pria berusia 31 tahun itu.

Muraji berharap, pembangunan tol Probowangi yang sedang dibangun bisa memangkas waktu tempuh dan biaya logistik pengiriman mangga. Semakin murah biaya logistik, tentu daya saing produk mangga Muraji semakin tinggi. Selain itu, Muraji juga bisa leluasa memperluas pasar mangga ke daerah-daerah lainnya. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble