Lahan Pertanian Berharap Kucuran Air Bendungan

Lahan Pertanian Berharap Kucuran Air Bendungan
Ilustrasi. Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (7/8/2024). Selasa, 13 Agustus 2024 | 13:47 WIB

Reporter: Dikky Setiawan, Leni Wandira

Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pembangunan infrastruktur jadi salah satu prioritas pemerintahan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak menjabat pada 2014 hingga kini.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 menyebutkan, kebutuhan belanja infrastruktur mencapai Rp 6.445 triliun. 

Sementara dalam RPJMN 2015-2019 sebanyak Rp 4.796,2 triliun. Anggaran tersebut disumbang dari APBN, BUMN, serta swasta dalam bentuk Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Tak hanya jalan tol, pelabuhan, bandara, kereta api, kesehatan dan telekomunikasi, pemerintah juga menggenjot pembangunan infrastruktur bendungan. 

Baca Juga: Jokowi Sebut Pembangunan Infrastruktur Mampu Tingkatkan Daya Saing

Khusus pembangunan infrastruktur yang disebut terakhir, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan bisa membangun sebanyak 61 bendungan di Tanah Air.

Anggaran proyek pun telah disiapkan. Untuk tahun 2024 saja, pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan bendungan Rp 21,56 triliun.  Jumlah anggaran ini naik 54% dari tahun 2023 sebesar Rp 13, 99 triliun.

Adenan Rasyid, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR bilang, dalam 10 tahun terakhir, pemerintah telah membangun 43 bendungan. "Sisanya kami berusaha bisa berfungsi di tahun ini," katanya, akhir pekan lalu.

Jauh tertinggal

Dalam catatan KONTAN, dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan dengan total kapasitas tampung 3.734,09 juta meter kubik memiliki potensi pemanfaatan untuk layanan irigasi tersebar di 71 Daerah Irigasi (DI). Ini terdiri dari 16 DI bersumber dari bendungan selesai dan 55 DI dari bendungan on going.

Menurut Adenan, sebagai negara agraris, Indonesia butuh banyak bendungan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan air. Bahkan, bendungan juga berfungsi sebagai mitigasi terjadinya banjir. Dus, keberadaan bendungan memiliki peran strategis dalam menopang perekonomian nasional.

Meski pembangunan bendungan masif dilakukan pemerintah, namun jumlahnya masih jauh dari kata ideal. Apalagi, jika dibanding dengan sejumlah negara lainnya di kawasan Asia.

Baca Juga: Dua Proyek Infrastruktur Waskita Karya (WSKT) di IKN Progresnya Capai Lebih dari 90%

Sebut saja, Korea Selatan yang memiliki sekitar 20.000 bendungan dan China yang punya 98.000 bendungan. Sedangkan Indonesia saat ini baru punya sekitar 300 bendungan.  

Jika Indonesia bisa membangun lebih banyak bendungan, ini tentu berpotensi meningkatkan luas lahan irigasi yang mendapatkan pasokan air. Sebagai gambaran, dalam 10 tahun terakhir, pemerintah telah membangun lebih dari 1 juta hektare jaringan irigasi di seluruh negeri ini. 

Dengan semakin meluasnya irigasi, maka produktivitas sektor pertanian di Indonesia akan semakin meningkat. Petani yang biasa mengandalkan suplai air dari tadah hujan dapat terpenuhi melalui air irigasi yang berkelanjutan.

Alhasil, intensitas tanam melonjak, dengan skala panen dari sekali setahun menjadi 2-3 kali dalam setahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble