KONTAN.CO.ID -SOE. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.955,36 km² atau 395.536 hektare. Kabupaten TTS terdiri dari 266 desa, 12 kelurahan dan 32 kecamatan. Populasi penduduknya sekitar 473.000 jiwa.
Soe merupakan ibukota Kabupaten TTS. Jika tak ada aral, kabupaten TTS akan melakukan pemekaran wilayah lagi ke depannya.
Menurut Pj Bupati Timor Tengah Selatan, Seperius Edison Sipa, wilayahnya akan menambah 20 desa lagi ke depannya. Dus, bila terealisasi, bakal ada 286 desa di Kabupaten TTS.
Berbeda dengan sejumlah kabupaten lainnya di NTT, TTS memiliki sejumlah dataran dengan tipe yang berlainan. Dataran pantai selatan pulau Timor di Kabupaten TTS didominasi oleh daratan aluvial yang datar sampai berkemiringan landai. Pada bagian lain pulau dalam wilayah Kabupaten TTS didominasi pegunungan.
Baca Juga: Pj Bupati: Bendungan Temef Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru
Contohnya adalah Kecamatan Soe, TTS. Kota ini berada di bawah kaki gunung Mutis, yang memiliki ketinggian 2.458 meter dari permukaan laut (MDPL).
Tim Jelajah Infrastruktur Ekonomi Berkelanjutan KONTAN sempat bermalam sehari di salah satu hotel di Soe pada Senin malam (5/8). Tak perlu kamar yang dilengkapi pendingin ruangan atau air conditioner (AC), suhu dingin kota Soe pada malam itu sudah terasa menusuk tulang.
Suhu udara di Kota Soe pada malam itu mencapai 18 derajat celcius. Pada waktu tertentu, suhu udara di Kota Soe bisa tembus di kisaran 11 derajat celcius.
Tak heran, jika Kota Soe mendapat julukan "The Freezing City" atau "Kota Membeku" karena cuacanya jauh lebih dingin dibandingkan kota lainnya di Pulau Timor.
Kota Soe hanya berjarak sekitar 110 kilometer (km) dari Kupang, atau sekitar 185 km dari Atambua, Kabupaten Belu. Luas kota Soe sekitar 28,94 km persegi.
Edison menuturkan, lahan pertanian di TTS sebagian besar ditanami tanaman pangan dan hortikultura. Di antaranya, padi, jagung, cabai, kubis, bawang dan beberapa jenis tanaman lainnya. Tak hanya pertanian, Kabupaten TTS juga jadi salah satu sentra peternakan sapi potong di Pulau Timor.
Kata Edison, dalam setahun, Kabupaten TTS bisa mendistribusikan sapi potong berkisar 20.000 hingga 30.000 ekor ke luar NTT. Di antaranya, ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan hingga Jawa.
"Kabupaten kami terkenal dengan peternakan sapinya," kata Edison saat ditemui Tim KONTAN di ruang kerjanya di Soe, Selasa (6/8).
Sektor pertanian dan peternakan, sambung dia, turut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten TTS. Menurut Edison, pada tahun 2022, target nilai PAD Kabupaten TTS mencapai Rp 86 miliar.
Namun, saat itu realisasinya baru mencapai 51%. Dengan target nilai yang sama, pada 2023, realisasi PAD kabupaten ini melonjak menjadi 73%.
Baca Juga: Air Bendungan Mulai Mengucur, Lahan Pertanian Semakin Subur
Untuk tahun 2024, kata Edison, pihaknya berupaya menggenjot PAD. Targetnya, PAD TTS tahun ini bisa menembus angka Rp 100 miliar.
Sayangnya, hingga semester I-2024, realisasi PAD Kabupaten TTS baru di kisaran 25% atau sekitar Rp 25 miliar. "Kami upayakan target PAD tahun ini bisa tercapai," tegas Edison.
Edison optimistis target itu bisa terwujud. Harapan itu muncul seiring adanya proyek pembangunan bendungan Temef. Lokasi bendungan ini berada di desa Oenino dan Konbaki, Kecamatan Oenino dan Kecamatan Polen.
Jika sudah beroperasi, bendungan Temef akan menampung sekitar 45,78 juta meter kubik air. Volume air tersebut cukup untuk mengaliri air irigasi lahan pertanian Kabupaten TTS yang mencakup area seluas 4.500 hektare.
"Dengan hadirnya bendungan Temef, distribusi air ke lahan kering bisa dijadikan lahan basah, sehingga meningkatkan hasil pertanian kami," tandas Edison.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News