Memanfaatkan Limbah Sekam Padi Menjadi Bahan Bakar

Memanfaatkan Limbah Sekam Padi Menjadi Bahan Bakar
Ilustrasi. Produksi Beras: Forklift menata beras di pabrik PT. Belitang Panen Raya, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (17/6). KONTAN/Baihaki/17/6/2025 Jumat, 27 Juni 2025 | 06:49 WIB

Reporter: Chelsea Anastasia

Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. Pabrik penggilingan padi PT Belitang Panen Raya (BPR) mengolah limbah hasil produksi menjadi sumber energi alternatif. Salah satunya dengan sekam yang diolah menjadi briket untuk bahan bakar tungku pengeringan gabah.

Direktur PT Belitang Panen Raya, Kevin Yunior Winarta mengungkap, daur ulang ini merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam mengusung praktik bebas sampah.

“Kalau kulit sekam biasanya dibuang, di sini kami recycle menjadi briket yang berperan sebagai pengganti batubara dan kayu bakar,” tuturnya kepada KONTAN di Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (17/6).

Briket ini, lanjut Kevin, juga dimanfaatkan menjadi kebutuhan lain untuk produk turunan padi. Salah satunya, sebagai sumber panas untuk oven pembuatan bihun. Bihun ini kemudian diproduksi menjadi Bihun Raja, bersanding dengan Beras Raja sebagai produk utama BPR.

Di saat yang sama, hal ini juga mendukung BPR dalam menjaga beras layak konsumsi. Kevin mengatakan, jika tingkat patahan padi mencapai 40 persen, pihaknya pun akan menyingkirkan dengan porsi yang sama guna mempertahankan kualitas.

“Namun, 40% itu bukan dibuang, ya, kami jadikan bahan turunan yang lain, yaitu bihun. Dikelola oleh kami sendiri, sehingga tak ada yang terbuang,” lanjutnya.

Sebab, ia bilang, jika tidak didaur ulang, limbah sekam bisa menggunung. Kevin mengungkap, hal ini pernah dialami oleh pabrik penggilingan BPR di Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan. Pabrik ini memiliki kapasitas terbesar di antara ketiga pabrik yang dimilikinya.

Sekam dengan jumlah banyak dihasilkan, katanya, mengingat kapasitas produksi ketiga penggilingan berasnya bisa mencapai 780 ton per hari. Oleh karena itu, selain untuk kebutuhan proses produksi, pihaknya juga mengolah sekam menjadi rice husk pellet (RHP).

“Kami juga membeli teknologi baru, yang mengolah sekam itu menjadi pellet rice husk,” tambah Kevin yang mengelola tiga unit pabrik penggilingan padi.

Pellet yang dikelola kemudian digunakan untuk memasok kebutuhan pihak lain yang butuh proses pemanasan. Misalnya, pabrik karet dan makanan kucing.

Maka, selain untuk kebutuhan proses produksi, Kevin mengatakan pihaknya juga memasok RHP untuk pihak lain yang membutuhkan proses pemanasan. Misalnya, pabrik karet dan makanan kucing.

Ia melanjutkan, RHP kini juga semakin dilirik secara global, seperti di Jepang, Vietnam, dan Thailand. Sebab, selain sebagai wujud komitmen pada praktik berkelanjutan, bahan bakar alternatif dari limbah sekam ini dinilai lebih efisien.

Kevin menyebut, di pabriknya, pemanfaatan limbah mampu menekan biaya operasional secara signifikan. “Biaya produksi bisa terpangkas sampai 30%. Apalagi, semakin tahun, semakin banyak orang mengenal barang seperti pellet. Maka, kami pun sudah zero waste,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Didukung oleh:
Barito Pacifik
Bank BRI
PLN
Bank Mandiri
Bank Mayapada
TOPI KOKI
GWM