KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pupuk Kaltim memprediksi permintaan pupuk ke depan akan terus meningkat. Ini seiring peningkatan kebutuhan pangan masyarakat dan upaya pemerintah memastikan ketahanan pangan.
Pupuk Kaltim memproyeksikan kebutuhan pupuk nasional untuk jenis urea akan mencapai 6–7 juta ton per tahun pada 2030. Pupuk urea merupakan salah satu pupuk andalan produksi perusahaan ini.
Agar bisa memenuhi peningkatan permintaan tersebut, Pupuk Kaltim terus meningkatkan kapasitas produksi. Misalnya, Pupuk Kaltim juga membangun pabrik baru di Fakfak, Papua Barat.
"Pabrik ini dirancang memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun yang terdiri atas 1,15 juta ton urea dan 825.000 ton amonia," kata Teguh Ismartono, Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim.
Fakfak dipilih sebagai lokasi pabrik lantaran secara strategis terletak dekat dengan sumber gas alam.
Sselain membangun pabrik baru di Fakfak, Pupuk Kaltim kini juga tengah melakukan revamping Pabrik Amonia PKT-2. Pabrik ini telah beroperasi sejak 1984.
Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi, efisiensi operasional, serta menurunkan konsumsi energi secara signifikan. "Modernisasi ini juga diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon hingga 110.000 ton pada tahun 2030," imbuh Teguh.
Lalu, sebagai bagian dari penguatan hilirisasi, Pupuk Kaltim memulai pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia. Kapasitas produksi pabrik ini sebesar 300.000 ton per tahun.
Produk soda ash ini memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan impor komoditas soda ash, serta mendukung berbagai sektor industri nasional, seperti produksi kaca.
Sejak awal tahun hingga 18 Juni 2025, Pupuk Kaltim telah memproduksi pupuk subsidi dan nonsubsidi (komersial) dengan total 3.273.072 ton. "Angka ini terdiri dari urea sebanyak 1.738.657 ton, amonia sebanyak 1.393.664 ton, dan NPK sebanyak 140.751 ton," papar Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News