Potret Kerajinan Sasando, Alat Musik Tradisional yang Go Internasional

Potret Kerajinan Sasando, Alat Musik Tradisional yang Go Internasional
Ilustrasi. Suvenir berbentuk alat musik tradisional produksi Rumah Sasando di Desa Oebelo, Kabupaten Kupang, NTT. Sabtu, 17 Agustus 2024 | 13:03 WIB

Reporter: Dikky Setiawan, Leni Wandira

Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -KUPANG. Sembilan alat musik tradisional khas Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Sasando terpajang rapi dalam etalase kaca di teras Rumah Sasando.

Alat musik asal Pulau Rote Ndao, NTT, ini adalah hasil kerajinan tangan dari keluarga (alm) Jeremias Aogust Pah. Jeremias kesohor sebagai maestro sasando yang wafat dalam usia 79 tahun pada Januari 2019. 

Kini, kerajinan sasando yang dirintis Jeremias diteruskan oleh istri dan anak-anaknya. Salah satunya Ivan Pah. Pria berusia 35 tahun ini adalah putra ke-enam dari 10 bersaudara. Sama seperti sang ayah, Ivan juga piawai memainkan sasando.

Rumah Sasando merupakan sentra produksi kerajinan sasando yang berlokasi di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT.

Tim Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan KONTAN sempat menyambangi Rumah Sasando pada Sabtu (10/8). Dari kota Kupang, Rumah Sasando berjarak sekitar 22 kilometer atau sekitar 30 menit menempuh perjalanan darat.

Baca Juga: Melestarikan Kerajinan Tenun Secara Turun Temurun

Saat bertandang ke Rumah Sasando, Tim KONTAN disambut dengan alunan petikan senar sasando elektrik yang dimainkan langsung oleh Ivan. Alunan musik Sasando itu semakin terdengar merdu ketika mengiringi lagu daerah khas NTT asal Pulau Rote Ndao berjudul Bolelebo. 

Sangat kental terasa perbedaannya saat mendengar alunan musik Sasando secara langsung dibandingkan mendengar lewat kaset, mp3, atau YouTube. Padahal, sasando terbuat dari rangkaian bambu dan daun lontar.

Nah, agar suaranya lebih hidup terdengar, sasando ini dilengkapi dengan kabel penghubung ke alat pengeras suara dan sound system.  

Selain sasando elektrik di rumah Sasando juga tersedia seperangkat alat musik sasando gong dan gendang. "Biasanya kalau janjian terlebih dahulu, kami bisa menampilkan tarian khas NTT. Belum lama ini ada rombongan wisatawan dari Prancis yang kami sambut dengan tarian," kata Ivan. 

Oh iya, untuk bisa menikmati musik sasando atau tarian tradisional di Rumah Sasando, tak ada tarif resmi yang dipungut ke para pengunjung.

Produk kerajinan

Ivan beserta keluarganya hanya menyediakan sebuah kardus untuk menampung dana sumbangan sukarela dari para pengunjung Rumah Sasando. 

Jika berminat, pengunjung bisa membeli kerajinan sasando di sini. Harganya bervariasi, dari Rp 100.000 hingga Rp 3,5 juta per item.

Untuk suvenir ukuran kecil hingga menengah dibanderol Rp 100.000, Rp 350.000 hingga Rp 500.000. Sedangkan sasando elektrik ukuran besar dipatok dari Rp 2,5 juta, Rp 3,5 juta hingga Rp 7 juta per item.

Menurut Ivan, keluarganya sudah menjadi perajin sasando sejak tahun 1980-an. Sebelumnya, pada tahun 1960an, ayahnya merupakan perajin mebel.

"Mungkin karena waktu itu ayah saya melihat peluang bisnis sasando lebih menjanjikan, beliau lebih fokus menjalankah usaha sasando," kata Ivan.

Baca Juga: Dukungan BRI Lewat Rumah BUMN Untuk Perajin Tenun NTT

Ivan tak bisa menyebut angka secara pasti soal penjualan sasando produksi keluarganya. Pasalnya, ia berserta keluaganya hanya memproduksi sasando jika ada pesanan dari konsumen di dalam maupun luar negeri.

Untuk satu pesanan, kata Ivan, nilai penjualan sasando bisa menembus angka belasan juta rupiah.

Ivan mengaku, sudah terlibat dalam pembuatan sasando sejak tahun 1995. Bukan semata untuk melanjutkan usaha keluarga, menurut Ivan, ia juga bertekad untuk melestarikan nilai budaya tanah kelahirannya.

Untuk itu, keluarga Ivan juga memberikan edukasi cara membuat dan memainkan sasando kepada sanak saudara dan kerabatnya. Ini untuk melestarikan kerajinan sasando warisan leluhur. 

Sebagai sarana promosi kerajinan sasando, Rumah Sasando rutin mengikuti berbagai even pameran dan festival di berbagai daerah. Termasuk pameran produk kerajinan tangan Inacraft di Jakarta. Rumah sasando juga memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble