KONTAN.CO.ID - TALAUD. Warga Kabupaten Kepulauan Talaud mengaku sangat senang dan terbantu dengan hadirnya sejumlah program pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di salah satu daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) yang masuk ke wilayah administrasi Sulawesi Utara tersebut.
Beberapa titik di Bumi Porodisa yang sebelumnya merupakan daerah blankspot kini bisa tersentuh jaringan internet.
Meski kini lebih mudah untuk tersambung ke dunia maya, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud Stella Bentian mengaku masih ada sejumlah kendala yang sering diadukan oleh masyarakat Talaud terkait konsistensi kekuatan jaringan internet di wilayahnya.
Salah satu yang paling sering adalah pemadaman listrik. Sthela menyebut masih cukup sering terjadi pemadaman jaringan listrik di Talaud. Saat listrik terputus, pasokan energi bagi perangkat pemancar jaringan internet pun ikut menghilang.
Baca Juga: Perajin Pisang Abaka Ingin Taraf Hidup Meningkat dengan Jaringan Internet yang Kuat
Praktis, jaringan internet pun ikut lenyap. "Jadi bagi masyarakat agak susah untuk mendapatkan jaringan internet," kata Sthela saat ditemui Tim Jelajah Ekonomi Berkelanjutan KONTAN di kantornya pada Kamis (28/8).
Jaringan internet pun kerap melempem karena faktor cuaca seperti saat awan mendung menggelayuti langit Talaud. Apalagi kalau turun hujan deras.
Kondisi makin sulit saat musim angin kencang terjadi. Angin kencang yang melanda Talaud kerap menyebabkan pohon-pohon di kepulauan tersebut bertumbangan. "Kalau ada pohon tumbang kena kabel, listriknya juga padam," tutur Sthela.
Sthela juga sering mendapat keluhan dari melemahnya jaringan internet di menara BTS 4G yang dibangun oleh Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Salah satunya adalah menara BTS di Desa Bowombaru Utara yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 28 Desember 2023 lalu.
Saat diresmikan oleh orang nomor satu di Indonesia ini, Sthela bilang kawasan yang ter-cover menara BTS tersebut cukup luas mencapai radius sekitar 2 kilometer. Namun kini, dia bilang sinyal yang dipancarkan tak sekuat saat diresmikan. "Ini banyak keluhan dari masyarakat karena sinyalnya tak sekuat akhir tahun lalu," tutur Sthela.
Kepala Desa Bowombaru Utara Ferdy Kaeng mengakui kehadiran menara BTS tersebut membantu warga di desanya terbebas dari kondisi blankspot. Ia menyebut masyarakat di desanya sangat membutuhkan jaringan internet, mulai dari kebutuhan pelajaran anak sekolah hingga laporan program desa.
Masyarakat di Bowombaru Utara pun bersuka cita dengan dibangunnya menara BTS tersebut. "Dulu orang di sini kalau mencari sinyal itu harus pergi ke tanjung atau ke gunung," kata Ferdy.
Baca Juga: Menjajal Jaringan Telekomunikasi di Nusa Utara, Internet Stabil Jadi Harapan Warga
Namun, ada pekerjaan rumah soal kualitas jaringannya yang kini disebutnya tak konsisten. Selepas diresmikan Jokowi, Ferdy bilang sinyal internet yang terbilang kuat kini hanya ada di radius sekitar 500 meter dari lokasi BTS. "Jadi banyak warga yang akhirnya merapat ke BTS untuk mendapat sinyal," ujar Ferdy.
Apalagi dia bilang cuaca sedang kurang bersahabat. Jaringan internet di daerahnya jadi lalot, istilah yang digunakan masyarakat Talaud yang berarti lambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News