Industri Penerbangan Belum Sepenuhnya Pulih, Begini Strategi Kementerian Perhubungan

Industri Penerbangan Belum Sepenuhnya Pulih, Begini Strategi Kementerian Perhubungan
Ilustrasi. Pesawat maskapai penerbangan Indonesia AirAsia dengan rute Cairns, Australia-Denpasar mendapat penyambutan air saat mendarat perdana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (15/8/2024). Pembukaan penerbangan baru yang menghubungkan Cairns-Denpasar oleh maskapai tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan kunjungan wisatawan asal Australia yang menjadi wisatawan mancanegara terbanyak dengan catatan 883.878 orang penumpang asal Australia yang tiba di Bali pada Januari-Juli 2024. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww. Minggu, 18 Agustus 2024 | 06:25 WIB

Reporter: Filemon Agung

Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Perhubungan mengungkapkan industri penerbangan Tanah Air belum sepenuhnya pulih pasca Pandemi Covid-19 melanda.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, trafik penerbangan di Indonesia pun belum menyamai level pada tahun 2019 silam.

"Kita melihat bahwa penerbangan kita sekarang ini belum mencapai sama (seperti) 2019. Sekarang ini sampai 90%. Tapi pemulihan jumlah pergerakan di Indonesia termasuk baik khususnya di dalam negeri yang begitu banyak penerbangannya," kata Budi dalam Wawancara Ekslusif bersama Kontan beberapa waktu lalu.

Budi melanjutkan, pelemahan industri penerbangan ini pun terjadi secara global. Untuk itu, pemerintah turut mengharapkan pemulihan industri penerbangan juga terjadi di pasar global.

Baca Juga: Bakal Dongkrak Ekonomi, Begini Cerita Pendanaan Bandara Singkawang

Dalam 10 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan bandara baru yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) mencapai 27 bandara baru.

Sejumlah bandara baru tergolong sukses dari sisi jumlah penerbangan dan angkutan seperti New Yogyakarta International Airport (NYIA), Bandara Internasional Dhoho Kediri, Bandara Ngloram di Cepu. Sementara bandara lainnya masih menghadapi tantangan.

Budi menjelaskan, selain belum pulihnya industri penerbangan, salah satu penyebab belum optimalnya trafik penerbangan di beberapa wilayah juga dikarenakan pengembangan infrastruktur transportasi lain seperti perkeretaapian dan akses jalan tol.

Baca Juga: Dua Maskapai Siap Layani Penerbangan Bandara Singkawang

Demi tetap mendorong industri penerbangan, Kementerian Perhubungan pun juga terus mendorong keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat.

"Kita hidup dengan kolaborasi, tidak mungkin kita menyuruh maskapai berjuang sendirian,butuh partispasi semua pihak. Saya menghimbau pimpinan-pimpinan daerah, mereka harus peduli dengan kehadiran bandara," imbuh Budi.

Budi mengatakan, Pemda dapat mengambil skema block seat untuk meningkatkan okupansi penerbangan. Melalui skema ini, okupansi penerbangan bisa mencapai setidaknya 70%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble