Agrowisata Kebun Pak Inggih, Tanah Bengkok Desa yang Disulap Jadi Tempat Wisata

Agrowisata Kebun Pak Inggih, Tanah Bengkok Desa yang Disulap Jadi Tempat Wisata
Ilustrasi. Rizllah Ayu Maulidya Duta Pariwisata Jawa Timur saat berkunjung ke Agriwisata Kebun Pak Inggih, Desa Sekapuk, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa 16 Mei 2023. Rabu, 17 Mei 2023 | 09:26 WIB

Reporter: Noverius Laoli, Yuwono Triatmodjo

Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  SEKAPUK. Terik sinar Matahari terasa sejuk saat memasuki kawasan Agrowisata Kebun Pak Inggih (KPI), desa Sekapuk, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Wilayah yang terkenal panas karena dekat dengan laut dan gersang ini tampak ditumbuhi pohon-pohon hijau.

Suara burung yang terbang berpindah-pindah dari satu ranting pohon ke ranting pohon yang lain juga turut menyambut wisatawan yang berkunjung ke Kebun Pak Inggih.

Lahan seluas 2,5 hektare ini sebelumnya adalah tanah bengkok yang diperuntukkan untuk digarap kepala desa Sekapuk. Namun di bawah kepemimpinan kepada desa Abdul Halim, Tanah Bengkok ini berubah menjadi tempat wisata yang ditumbuhi ratusan pohon berbagai jenis dan tempat penginapan. 

Baca Juga: Go Digital Membawa Pariwisata Desa Sekapuk Mendunia

Ada 17 Cottage Nusantara Resort yang dibangun di tempat ini untuk menampung wisatawan dari luar daerah agar bisa menginap.

Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim, mengatakan, selama ini tanah bengkok ini diperuntukkan untuk digarap oleh kepala Desa Sekapuk. Kadang tanah ini disewakan untuk digarap para petani dengan biaya sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta dalam setahun. Biasanya petani menanam tanaman semusim semisal singkong dan kacang tanah. 

"Tapi sekarang setelah saya ubah jadi tempat wisata, bukan hanya menghasilkan pendapatan besar, tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga desa Sekapuk," ujar Abdul kepada Tim Jelajah Ekonomi KONTAN yang berkunjung ke Sekapuk, Selasa (16/5).

Abdul bercerita bahwa KPI baru mulai dibangun pada tahun 2022 dan secara perlahan dibuka untuk tempat wisata. Pihaknya menggelontorkan dana investasi hingga Rp 7,8 miliar yang berasal dari BUMDes dan masyarakat. "Kalau ditambah dengan Bianglala itu investasinya lebih dari Rp 8,3 miliar," tuturnya.

Meskipun usianya baru setahun lebih, tapi KPI terlihat mulai rimbun ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Mulai dari pohon kapas, pohon kelapa, jeruk, bambu, pohon belimbing dan banyak jenis pohon lainnya. 

Baca Juga: Deklarasikan Diri Sebagai Desa Miliarder, Ini Sumber Kekayaan Desa Sekapuk

Tanaman ini sebagian besar dibeli dalam kondisi sudah besar. Karena itu, kendati sudah terlihat besar, akar tanaman ini masih belum kokoh karena itu sebagian pohon masih ditopang dengan kayu penyangga. Harganya pun bervariasi mulai dari jutaan hingga puluhan juta per pohon.

KPI merupakan tempat wisata kedua di Desa Sekapuk setelah wisata batu kapur Setigi. Duta Pariwisata Jawa Timur, Rizllah Ayu Maulidya, mengaku bangga sekali karena Desa Wisata Sekapuk ini menyimpang banyak potensi pariwisata. "Dari segi historinya dan fasilitasnya memang sangat luar biasa," ujarnya di KPI.

Ia melanjutkan, sebagai duta pariwisata, ia ingin sekali memajukan dan bersinergi dengan masyarakat Sekapuk supaya lebih maju juga dan lebih makmur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Desa Kontan
Didukung oleh:
BRI
OJK
Barito Pacifik
Bukopin
PLN
BNI
Rukun Raharja
BSI
Cimb Niaga
Telkom
Telkom
XL Axiata
Mandiri
logo astragraphia
logo modalku
tokio marine