KONTAN.CO.ID - SEKAPUK. Pada tahun 2020, Desa Sekapuk, yang terletak di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, secara resmi mendeklarasikan diri sebagai desa miliarder. Pengumuman ini disampaikan oleh Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim.
Abdul menyatakan bahwa deklarasi tersebut memiliki konsekuensi, salah satunya adalah bahwa semua lembaga di desa tersebut memiliki mobil operasional.
Setelah pengumuman tersebut, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sekapuk memiliki mobil Nissan sebagai kendaraan operasional. Demikian pula dengan BUMDes yang memiliki mobil Xpander.
Sementara itu, tempat wisata Setigi dan Kebun Pak Inggih (KPI) memiliki mobil dobel cabin. Para perangkat desa memiliki mobil Alphard. Selain itu, juga dilakukan pembagian sepeda listrik dan pemberian beasiswa kepada anak yatim dan piatu.
Abdul menyatakan bahwa kepemilikan mobil operasional ini merupakan bukti bahwa desa miliarder ini adalah desa yang telah memiliki nilai tambah sebagai desa mandiri.
Baca Juga: Go Digital Membawa Pariwisata Desa Sekapuk Mendunia
"Kita mendeklarasikan desa miliarder dan kita minta untuk diawasi. Kita memberikan edukasi kepada masyarakat. Jika ada yang menganggap kita sombong, itu terserah mereka," ujar Abdul kepada Tim KONTAN yang datang ke kantornya di Desa Sekapuk, Gresik, Jawa Timur, pada hari Senin (15/5).
Pada tahun 2020, pendapatan asli Desa Sekapuk telah mencapai Rp 2,047 miliar. Hal ini menjadi dasar bagi Halim untuk berani mendeklarasikan Desa Sekapuk sebagai desa miliarder. Pada tahun 2021, Desa Sekapuk mencatat pendapatan asli daerah sebesar Rp 3,8 miliar, dan pada tahun 2022, pendapatan tersebut meningkat menjadi Rp 7,8 miliar.
Abdul melanjutkan, pendapatan sebesar itu diperoleh Desa Sekapuk dari enam sumber penghasilan:
1. Multijasa
Desa Sekapuk memfasilitasi transaksi keuangan masyarakat Sekapuk, seperti transfer uang, pembayaran listrik, air, dan pengisian pulsa, sebagian melalui BUMDes setempat.
2. Pengelolaan Air Masyarakat (PAM)
Lebih dari 50% masyarakat Sekapuk menjadi pelanggan PAM yang dimiliki oleh Desa, yang menjadi tambahan pendapatan Desa Sekapuk. Pengelolaan PAM ini terus ditingkatkan agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh air bersih.
Baca Juga: Desa wisata terpaksa tutup dan alami kerugian akibat corona
3. Kerajinan Bata Putih
Bata Putih yang dihasilkan dari tambang kapur di Desa Sekapuk diolah melalui sistem kemitraan. Bata Putih ini kemudian dijual dengan bantuan BUMDes setempat, yang memberikan pendapatan tambahan bagi desa.
4. Unit Kebersihan Desa
Unit Kebersihan Desa merupakan bisnis yang kerap disebut sebagai pengelolaan sampah menjadi emas. Masyarakat Desa Sekapuk diminta untuk mengumpulkan sampah hingga mencapai nilai 1 gram emas, baru kemudian dapat ditukar dengan uang atau emas. Selain menjadi salah satu edukasi bagi masyarakat untuk rajin mengumpulkan sampah, kegiatan ini juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
5. Wisata Setigi dan KPI
Unit pariwisata merupakan sumber penghasilan terbesar bagi Desa Sekapuk. Kehadiran wisata Setigi telah membuat desa ini semakin dikenal oleh wisatawan dan para aparat desa yang datang untuk berwisata atau studi banding.
6. U-Sport
Desa Sekapuk juga memiliki lapangan olahraga utama, seperti lapangan sepak bola dan voli. Lapangan olahraga ini juga disewakan untuk pengguna di luar desa Sekapuk. Berkat unit usaha ini, Desa Sekapuk yang dulunya hanya terkenal sebagai tempat pembuangan sampah dan kumuh, kini telah menjadi desa yang maju dan mandiri.
Baca Juga: Kebun Pak Inggih Jadi Andalan Wisata Kedua Desa Sekapuk
Sebelumnya, desa ini merupakan wilayah miskin yang hanya memiliki bekas galian tambang batu kapur. Namun sejak kepala desa Abdul terpilih pada akhir tahun 2017, desa ini telah mengalami perubahan yang drastis. Abdul berhasil mengubah tanah kelahirannya yang kumuh menjadi destinasi wisata bernama Selo Tirto Giri (Setigi).
Abdul berhasil menyulap bekas tambang kapur seluas 1,5 hektare menjadi tempat wisata yang menarik. Ia memimpin warganya untuk melakukan gotong royong membersihkan desa dari tumpukan sampah dan mengumpulkan dana dari penambang batu kapur sebagai sumber penghasilan desa.
Selain itu, Abdul juga berhasil mendorong partisipasi warganya dalam pembangunan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan menjadi investor dan menerima dividen setiap tahun. Program pembangunan desa pun terus berkembang.
Baca Juga: Pelancong Desa Wisata Berdatangan Kembali
Abdul juga berhasil membuat danau buatan, jembatan perabadan, rumah adat Honai Papua, wahana wisata air, spot foto, dinding topeng, candi topeng Nusantara, gerbang gaib, patur Semar, goa pancawarna, dan gunung kapur bekas tambang yang indah.
Desa Sekapuk kini memiliki miniatur Masjid Persia dan Madinah, rumah apung, dan patung begawan. Tidak heran jika berkat usahanya, pada tahun 2021 pendapatan asli daerah mencapai Rp 3,8 miliar dan ditargetkan akan mencapai Rp 7,8 miliar pada 2022. Desa ini bahkan dijuluki sebagai desa miliarder karena memiliki Pendapatan Asli Desa yang mencapai miliaran rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News