IKN dan Transformasi Infrastruktur di Penajam Paser Utara

IKN dan Transformasi Infrastruktur di Penajam Paser Utara
Ilustrasi. Konstruksi jalan arteri di Kec. Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (10/07/2024). KONTAN/Hendra Suhara Selasa, 16 Juli 2024 | 13:00 WIB

Reporter: Akhmad Suryahadi

Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BALIKPAPAN. Membicarakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak bisa dilepaskan dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pada 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabupaten ini sebagai lokasi ibu kota baru, mengejutkan banyak pihak.

Terpilihnya Penajam Paser Utara mengalahkan asumsi beberapa wilayah yang sebelumnya disebut-sebut sebagai calon ibu kota baru, seperti Kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah.

Pj Bupati Penajam Paser Utara, Makmur Marbun, menyebutkan beberapa faktor yang melatarbelakangi terpilihnya Penajam Paser Utara sebagai lokasi IKN Nusantara. Pertama, faktor geografis. 

Menurut Makmur, wilayah Pulau Kalimantan secara umum minim bencana gempa bumi dan masih memiliki banyak lahan kosong sehingga meminimalkan biaya pembukaan lahan.

Lokasi Penajam Paser Utara yang berada di Pulau Kalimantan juga menjadi pertimbangan tersendiri. Lokasi pulau yang berada di tengah kepulauan Indonesia membuatnya cukup strategis.

Kedua, aspek budaya. Kalimantan Timur, khususnya Penajam Paser Utara, merupakan daerah dengan karakteristik masyarakat yang heterogen, yang akan memudahkan rencana pemerintah untuk menjadikan IKN sebagai kota metropolitan baru.

Ketiga, aspek keterjangkauan. Penajam Paser Utara bisa dijangkau dengan transportasi darat, laut, maupun udara.

Baca Juga: Dampak Positif IKN Nusantara Terhadap Ekonomi Kalimantan Timur

Negeri Kaya Migas

Penajam Paser Utara juga merupakan salah satu kabupaten yang sangat kaya dengan potensi minyak dan gas bumi yang melimpah. Dengan adanya potensi ini, ketersediaan energi di IKN akan terjamin. 

"Artinya, dari sumber kekayaan alamnya sangat menjanjikan. Belum lagi dari sumber pertambangan, lalu ada perkebunan. Inilah yang membuat Penajam Paser Utara daerah yang potensial," kata Makmur.

Makmur merinci beberapa dampak positif dari pembangunan IKN terhadap Penajam Paser Utara. 

Pertama, pembangunan IKN membuat Penajam Paser Utara menjadi daerah yang terbuka, meningkatkan konektivitas infrastruktur sehingga tidak ada lagi daerah yang tidak bisa dijangkau.

Kedua, dari aspek ekonomi. Pembangunan IKN membawa dampak positif bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Makmur mencontohkan, Kecamatan Sepaku yang menjadi tempat tinggal pekerja infrastruktur IKN. 

Kehadiran para pekerja ini membuat roda perekonomian di kecamatan tersebut semakin menggeliat, mulai dari usaha katering hingga sewa rumah. Saat ini ada sekitar 26.700 pekerja untuk pembangunan IKN.

Hal ini tentunya berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) Penajam Paser Utara dan akhirnya bisa mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Namun, pembangunan IKN juga membawa dampak sosial tersendiri bagi Penajam Paser Utara, seperti kemacetan hingga potensi munculnya pendatang. "Namun hingga saat ini tidak ada gangguan keamanan dan ketertiban karena mereka ke sini untuk bekerja," tegas Makmur.

Makmur menyebutkan, koordinasi dengan pemerintah terkait birokrasi dan pengurusan izin usaha serta pembangunan infrastruktur IKN berjalan cukup baik. 

Urusan administrasi kependudukan dan pelayanan publik masih dipegang oleh Pemkab Penajam Paser Utara, sementara urusan investasi hingga izin mendirikan bangunan (IMB) sudah diambil alih oleh Otoritas IKN.

"Setiap pengambilan kebijakan, kami harus berada di depan (dilibatkan), karena kami harus membicarakannya kepada masyarakat meskipun sudah ada Otoritas IKN," sambung Makmur. 

Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota: Peluang dan Tantangan Pengusaha Lokal Kalimantan Timur

Sosialisasi Dampak Pembangunan IKN

Pemkab Penajam Paser Utara juga terus aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dampak pembangunan IKN.

Namun, ada beberapa faktor yang dinilai Makmur menjadi hambatan dalam pembangunan IKN, seperti ketersediaan fasilitas pendukung seperti pasokan air, fasilitas rumah sakit, hingga pendidikan. 

Selain itu, faktor eksternal seperti cuaca yang sulit diprediksi juga menjadi tantangan. Ketika hujan, tanah yang bercampur air berubah menjadi lumpur, namun ketika cuaca panas, tanah menjadi keras seperti batu.

Selain itu, fasilitas akomodasi seperti penginapan yang tersedia di Penajam Paser Utara belum memadai untuk menampung peserta acara besar seperti perayaan HUT RI. 

Lalu, dari sisi lalu lintas dan jalan, perayaan HUT RI diprediksi akan menimbulkan kepadatan di jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble