KA Trans Sulawesi Beroperasi, Pengusaha Optimis Investasi Masuk Lebih Deras

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan - Kontan
Ilustrasi. Kereta api Trans Sulawesi berangkat dari Stasiun Rammang Rammang di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (12/08/2024). KONTAN/Hendra Suhara Rabu, 28 Agustus 2024 | 15:56 WIB

Reporter: Dendi Siswanto

Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Sulawesi Selatan meyakini akan banyak investor yang masuk seiring dioperasikannya kerata api Trans Sulawesi.

Wakil Ketua Umum Bidang Perencanaan Pembangunan dan Konsultansi Kadin Sulsel, Satriya Madjid mengatakan bahwa Sulawesi  memiliki salah satu sumber daya alam (SDA) yang menjadi daya tarik investor, seperti nikel.

"Nikel terbesar ada di pulau Sulawesi, penyuplai untuk pabrik energi terbarukan. Nah, itu butuh tenaga kerja, itu butuh sumber daya yang mengangkut produksi ini. Nah, kereta api salah satunya yang mampu dengan murah menjahit antara sentra-sentra produksi ini," ujar Satriya kepada Tim Jelajah Infrastruktur Berkelanjutan KONTAN, Jumat (23/8).

Ia berharap pembangunan Trans Sulawesi ini bisa segera tersambung dari Makassar hingga Manado. Kadin Sulses akan mendorong agar rencana tersebut bisa segera direalisasikan.

Sama dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung (Whoosh), Satriya berharap KA Trans Sulawesi bisa mendorong potensi-potensi besar yang ada di daerah sehingga memberikan dampak terhadap perekomomian Sulawesi Selatan.

Baca Juga: BPKA Sulsel Targetkan Pembelian Tiket KA Bisa Dilakukan Secara Online di 2025

"Apa yang terjadi di kereta cepat? Penumpangnya sekarang sudah luar biasa. Itu karena mengkonekkan beberapa potensi-potensi yang terintegrasi. Misalnya para wisata, event-event dan lain sebagainya," jelas Satriya. 

Mengutip data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPPMPTSP) Provinsi Sulawesi Selatan, realisasi investasi Provinsi Sulawesi Selatan sepanjang periode kuartal II-2024  (April-Juni) mencapai Rp 3,483 triliun. Realisasi investasi ini terdiri dari penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 1,529 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 1,953 triliun.

Sementara untuk serapan tenaga kerja pada perusahaan PMA/PMDN mencapai 6.386 orang dengan rincian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 6.314 orang dan Tenaga Kerja Asing (TKA) sebanyak 72 orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble