Tol Probowangi yang Memacu Bisnis Penyeberangan ASDP

Tol Probowangi yang Memacu Bisnis Penyeberangan ASDP
Ilustrasi. Kendaraan roda empat turun dari kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (2/3/2022). Arus penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk (Jembrana, Bali) menuju Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) terpantau ramai menjelang ditutupnya jalur penyeberangan pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/rwa Minggu, 04 Agustus 2024 | 17:28 WIB

Reporter: Jane Aprilyani, Nur Qolbi

Editor: Jane Aprilyani

KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Pembangunan tol Probolinggo-Banyuwangi yang menjadi sambungan terakhir Tol Trans Jawa diyakini akan memberikan efek positif bagi bisnis penyeberangan di Banyuwangi dan Bali. Hal ini seiring dengan adanya potensi kenaikan kunjungan wisata ke Banyuwangi dan sekitarnya serta ke Bali.

Sebagaimana diketahui, Pelabuhan Ketapang Banyuwangi melayani penyeberangan ke Pelabuhan Gilimanuk di Bali Barat. Keberadaan tol akan mempermudah akses ke Banyuwangi dan Bali sehingga berpeluang meningkatkan wisatawan dari Jawa ke Bali maupun dari Bali ke Jawa.

General Manager PT ASDP Ferry Indonesia (Persero) Cabang Ketapang Syamsudin mengatakan, saat ini, ada 52 kapal yang tersedia di lintasan Ketapang-Gilimanuk. Rata-rata kapal dapat menampung sekitar 300 penumpang sekali jalan, tetapi ada juga yang lebih dari 400 penumpang.

Dari 52 kapal, jumlah kapal yang beroperasi pada hari-hari normal mencapai sekitar 28-30 unit. Lama waktu tempuh dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk sekitar 45 menit.

Pelabuhan ini beroperasi 24 jam dan ditunjang oleh delapan dermaga yang dapat menjadi tempat sandar kapal secara bergantian dan terjadwal. Dermaga yang ada terdiri dari dermaga movable bridge (MB) serta dermaga landing craft machine (LCM) atau dermaga landasan beton.

Baca Juga: Jika Akses Tol Terbuka, Banyuwangi Berambisi Menggaet 5,5 Juta Wisatawan

Jumlah kendaraan, baik roda empat dan roda dua yang menyeberang melalui Pelabuhan Ketapang berkisar antara 5.000 unit sampai dengan 6.000 unit per hari pada kondisi normal. Alhasil, jika dihitung dua sisi dengan kendaraan yang berasal dari Pelabuhan Gilimanuk, maka jumlahnya dapat mencapai 11.000-12.000 unit.

“Nah, di momen Lebaran, Idul Adha, dan tahun baru, jumlah kendaraan dari dua sisi bisa sampai 13.000 unit bahkan 15.000 unit,” kata Syamsudin saat ditemui tim Jelajah Kontan di kantor Pelabuhan ASDP Cabang Ketapang, Kamis (1/8).

Ketika tol Probolinggo-Banyuwangi beroperasi, Syamsudin memprediksi bakal ada kenaikan trafik penyeberangan hingga tiga kali lipat dari saat ini, terutama di hari-hari perayaan besar dan libur panjang. Pasalnya, tol ini akan memotong waktu tempuh dari Probolinggo yang saat ini sekitar lima jam menjadi hanya tiga jam.

Merespons hal itu, Syamsudin menyampaikan, ASDP Cabang Ketapang harus berbenah untuk menghadapi potensi kenaikan trafik tersebut. Ia sadar ASDP harus mempersiapkan perencanaan dalam menghadapi tingkat kepadatan penumpang, sirkulasi, kecepatan mengurai antrean, termasuk peningkatan infrastruktur dermaga dan sarana penunjang, serta penambahan kapasitas angkut kapal.

“Kami bakal menghitung karena nilai investasinya pasti cukup besar. Laju perkembangan jalan tol ini cepat sekali dan ASDP harus siap,” ungkap Syamsudin.

Baca Juga: Pelindo Multi Terminal Bersiap Menyambut Dampak Positif Pembangunan Tol Probowangi

Salah satu hal yang telah dilakukan adalah penambahan dermaga dan buffer zone di area Bulusan sejak tahun 2023. Luasnya hampir mencapai 4 hektare dan bisa menampung hingga 1.000 kendaraan.

Dengan begitu, secara total area antrean di Pelabuhan Ketapang dapat menampung 3.000 kendaraan. Saat musim liburan, truk dipisahkan ke Bulusan sehingga di areal utama hanya ada kendaraan penumpang roda empat dan roda dua yang memang menjadi prioritas ASDP.

Seiring dengan adanya potensi kenaikan kunjungan wisata ke Bali berkat adanya tol Probolinggo-Banyuwangi, Syamsudin melihat, permintaan logistik juga akan bertambah. Pasalnya, Jawa masih mendukung logistik di Bali seperti beras, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan material yang memang dikirimkan melalui Pelabuhan Ketapang.

Oleh sebab itu, Syamsudin bilang Pelabuhan Ketapang harus siap dan melakukan penataan besar-besaran. Menurutnya, pelabuhan tidak boleh menjadi titik kemacetan. “Justru dengan adanya tol, kami berharap lancar di jalan dan lancar juga di lautnya,” tutur Syamsudin.

Baca Juga: Jalan Tol Probowangi: Motor Baru dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble