KONTAN.CO.ID - WAKATOBI. Terkendala akses dan harga tiket yang tinggi memberikan efek pada bisnis hotel di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Emeraldo B. Parengkuan, Direktur Operasional PT Sahid International Hotel Management and Consulting menyebutkan, pariwisata di Wakatobi mencatat penurunan. Hal tersebut disebabkan sedikitnya akses. "Masalahnya akses belum banyak, pesawat hanya Wings Air," kata dia kepada Tim Jelajah Ekonomi Pariwisata Kontan.co.id, Senin (19/8).
Baca Juga: Sajian sunset istimewa di Wasabi Nua Wakatobi
Emeraldo melanjutkan bahwa sebelumnya, penerbangan juga ada layanan dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Namun, layanan tersebut berhenti tiga tahun lalu sehingga akses semakin sulit.
Menurut dia, sebagai bagian dari badan usaha milik negara (BUMN) harusnya Garuda lebih peduli. "Sebagai badan usaha memang tetap melihat bisnisnya, tetapi sebagai BUMN harusnya lebih peduli," lanjutnya.
Baca Juga: Gaung keindahan Wakatobi memikat wisatawan dunia
Oleh sebab itu, dia pun berharap pemerintah daerah juga harus mampu mendorong dengan adanya penerbangan lain guna mempermudah akses.
Selain itu, harga tiket yang tinggi turut mengganggu kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara memang tidak terlalu terpengaruh lantaran minat diving yang tinggi.
Baca Juga: Kemenhub targetkan pengembangan transportasi Danau Toba rampung 2020
Akibat dua hal tersebut destinasi yang dikenal sebagai surga bawah laut ini alami penurunan kunjungan baik wisatawan asing maupun domestik.
Anwar, General Manager Waetuno Hotel yang dikelola Sahid menambahkan bahwa tahun ini memang lebih berat dibandingkan tahun lalu. Menilik tingkat okupansinya, semester I disebutnya hanya 20%. "Semester I tahun lalu 40%," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News