KONTAN.CO.ID - BELITUNG. Naiknya harga tiket pesawat menyebabkan sektor pariwisata di Belitung lesu. Belitung baru merealisasikan 160.000 wisatawan atau sekitar 64% dari target semester I 2019. Adapun target yang diincar 250.000 wisatawan.
" Menurut saya sudah tidak mungkin kita mencapai target di 2019 ini. Kita akan tutup lebih rendah dibanding 2018," kata Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie kepada tim Jelajah Ekonomi Pariwisata KONTAN, Senin (7/10).
Baca Juga: Keterbatasan SDM menjadi tantangan pariwisata Belitung
Hingga akhir tahun 2019 ditargetkan sektor pariwisata Belitung bisa mendatangkan 500.000 wisatawan. Padahal, sepanjang tahun 2018, Belitung berhasil melebihi target yang diharapkan yakni 450.000 wisatawan.
Kata Isyak, faktor utama penyebab turunnya angka kunjungan wisatawan adalah harga tiket pesawat yang mahal. Selai itu di akhir tahun, cuaca kurang bersahabat untuk destinasi pantai Belitung.
Oleh karenanya, Isyak memproyeksikan sulit untuk mencapai target kunjungan wisatawan. Ia menambahkan, event-event di sisa pengujung tahun ini pun belum bisa mendongkrak jumlah kunjungan.
Baca Juga: Mengintip pembuatan kapal di pesisir Belitung
Hal senada disampaikan pula oleh General Manager Hotel Santika Belitung Beach Resort Agus Suyatna. Lesunya sektor pariwisata akibat kenaikan harga tiket membuat target okupansi hotel yang sebesar 70% terasa berat.
Padahal, sejak berdiri di tahun 2017, Hotel Santika selalu bisa mencapai tingkat okupansi hingga 70%. "Faktor utama kenaikan harga tiket yang di luar perkiraan, hampir 100%," kata Agus ketika ditemui di Hotel Santika Belitung, Kamis (11/10).
Terkait wisatawan mancanegara, Agus mengamati jumlahnya masih sangat kecil. Sejauh ini sebagian besar wisatawan yang menginap di Hotel Santika masih 90% wisatawan lokal.
Baca Juga: Pemerintah optimistis sebanyak 17 KEK akan diresmikan sampai akhir 2019
Isyak sepakat bahwa jumlah wisatawan mancanegara masih sangat kecil dan dominasi oleh backpacker. Diharapkan, adanya maskapai Air Asia yang membuka penerbangan ke Belitung dari Malaysia sejak awal Oktober ini dapat menjadi pendorong. "Baru lima hari terbang, rata-rata sudah 60% hingga 70% okupansinya," jelas Isyak lagi.
Sementara itu, direncanakan bulan April tahun depan akan ada maskapai Jet Star dari Singapura yang akan membawa keberangkatan wisatawan dari Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News