KONTAN.CO.ID - PANGURURAN. Keelokan kawasan Danau Toba membuat Roni Handaka takjub. Dari Menara Pandang Tele yang berdiri kokoh di Perbukitan Tele, wisatawan asal Jakarta ini menikmati bekas kaldera nan indah tersebut.
Tak heran, dia terus saja mengabadikan keindahan Danau Toba dari bangunan empat lantai yang terletak di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, itu dengan kameranya. Sesekali, ia melakukan swafoto alias selfie bersama sang adik.
Menara Pandang Tele adalah salah satu destinasi wisata yang Roni sambangi selama pelesiran di kawasan Danau Toba. "Saya liburan karena baru lulus kuliah. Dan, adik saya juga baru lulus SMA dan mau masuk kuliah," katanya kepada Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Pariwisata 2019, Sabtu (10/8) pekan lalu.
DanauBaca Juga: Menara Pandang Tele, salah satu spot terbaik menikmati eksotisme Danau Toba
Berbekal mesin pencari Google, lelaki 21 tahun itu berburu objek-objek wisata menarik di kawasan Danau Toba yang belum lama ini Presiden Joko Widodo tetapkan sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas. "Saya pilih tempat wisata di Danau Toba yang punya review bagus di Google," ujar Roni.
Sebagai generasi milenial yang melek internet, dia juga mencari tempat penginapan dan makan yang memiliki rating bagus selama jalan-jalan di kawasan Danau Toba lewat Google. Bahkan, untuk booking tempat penginapan, ia melakukannya lewat aplikasi pemesanan hotel.
Jelas, bukan cuma Roni yang merancang perjalanan liburan dengan bantuan teknologi digital. Banyak generasi milenial lainnya yang melakukan hal serupa lantaran sangat membantu mereka mempersiapkan pelesiran dan selama melancong ke tempat-tempat wisata.
Baca Juga: Keseruan bermain air di Pantai Pasir Putih Parbaba
Tak heran, wisatawan milenial terus tumbuh. Dan, merekalah yang menjadi pendorong utama pergeseran pola konsumsi masyarakat di Indonesia, dari kegiatan non-leisure alias berbelanja ke leisure atawa bersenang-senang seperti berwisata.
Riset situs persewaan rumah Airbnb menunjukkan, sebanyak 70% milenial rela menyisihkan uang untuk jalan-jalan. Fenomena ini beken dengan sebutan leisure economy dan menjadi tren dua tahun belakangan.
Nah, di era serbadigital, model bisnis pariwisata pun bergeser ke millennial tourism atau pariwisata untuk generasi milenial yang menuntut penggunaan digital (digital experience) dalam segala aspek.
Mulai dari inspirasi atau mendapat ide berlibur, melakukan riset dan perencanaan liburan, memesan pesawat dan hotel, hingga tiba di destinasi dan menikmatinya termasuk selfie.
Baca Juga: Meneropong kawasan Danau Toba nan elok dari Huta Ginjang
Itu sebabnya, pelancong milenial berpotensi besar menjadi pasar utama pariwisata. Di 2030 mendatang, wisatawan berusia 15 tahun hingga 34 tahun bakal mendominasi pasar pariwisata Asia, hingga 57%.
Di China, misalnya, kaum milenial mereka akan mencapai 333 juta orang pada 10 tahun mendatang. Sementara generasi milenial di Indonesia bakal sebanyak 82 juta orang pada 2030 nanti.
Tentu, pemerintah kabupaten (pemkab) di kawasan Danau Toba tidak menyia-nyiakan peluang tersebut. Sebut saja, Kabupaten Samosir yang makin gencar berpromosi pasca Danau Toba masuk daftar Destinasi Wisata Super Prioritas yang populer dengan julukan Bali Baru.
Ambil contoh, mereka menggelar serangkaian acara seperti Fetival Gondang Naposo. "Ini merupakan ajang mencari jodoh," jelas Bupati Samosir Rapidin Simbolon kepada Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Pariwisata 2019, Selasa (6/8) pekan lalu
Kemudian, Sigale Gale Carnival yang berkongsi dengan Jember Fashion Carnaval. Ada pula Samosir Music International. "Yang menjadi sisi unik dari event ini adalah, semua musisi termasuk dari luar negeri akan membawakan musik dan lagu-lagu Batak," kata Rapidin.
Selain itu, Pemkab Samosir secara terus menerus berpromosi lewat media sosial (medsos) tentang Samosir sebagai tempat yang nyaman untuk berwisata. "Medsos, kan, luar biasa, ini alat yang sakti untuk promosi," ujar Rapidin.
Baca Juga: Sedot ribuan wisatawan, Samosir gelar festival musik internasional
Pemkab Tapanuli Utara enggak mau kalah. Untuk menjaring wisatawan milenial, mereka bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata mengundang vloger dan blogger dari Jakarta untuk datang ke Tapanuli Utara.
Menurut Binhot Aritonang, Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara, pihaknya mengajak para vloger dan blogger ke daerah Muara yang berada di pinggir Danau Toba. Kawasan ini jadi salah satu destinasi unggulan Tapanuli Utara.
Di Muara, ada Pulau Sibandang nan indah. Pemkab Tapanuli Utara juga menawarkan wisata trekking, menjelajah desa, persawahan, dan perbukitan yang ada di Muara. "Kami berharap, para vloger dan blogger bisa membantu mempromosikan pariwisata Tapanuli Utara," imbuh Aritonang kepada Tim KONTAN Jelajah Ekonomi Pariwisata 2019, Ahad (11/8) lalu.
Sebab, para vloger dan blogger tersebut tentu punya penonton dan pembaca yang berasal dari kalangan milenial. Harapannya, video dan tulisan mereka bisa menginspirasi generasi melenial untuk berlibur ke Tapanuli Utara yang punya banyak objek wisata, seperti Geosite Huta Ginjang, Permandian Air Soda, dan Air Panas Sipoholon.
Karena itu tadi, Roni dan generasi milenial lainnya bakal jadi pasar utama pariwisata Danau Toba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News