KONTAN.CO.ID - MATARAM. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan lima konsep investasi andalan. Kendati demikian, provinsi seribu masjid ini masih menghadapi beberapa tantangan dalam memboyong investor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Lalu Gita Ariyadi menyatakan bencana gempa yang menguncang pulau Lombok dan Sumbawa pada Juli 2018 lalu memberikan dampak bagi tren investasi di NTB.
"Pada semester 1-2018 lalu realisasi investasi berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) NTB senilai Rp 7,5 triliun. Namun akhir tahun lalu capaian investasi Rp 15,3 triliun. Padahal targetnya hanya Rp 14 triliun," ujar Gita kepada Tim Jelajah Ekonomi Pariwisata Kontan di Mataram.
Baca Juga: Pikat investor, NTB menawarkan lima konsep investasi andalan
Lanjut Ia, awalnya Pemprov sempat khawatir tren investasi menurun setelah peristiwa gempa yang terjadi pada 28 Juli 2018. Namun dalam jangka pendek, Ia melihat gangguan bencana tidak berdampak karena investor melanjutkan rencana investasinya.
"Jangka pendek kemarin tidak terasa (dampaknya). Namun sekarang sampai semester 1-2019 realisasi LKPM senilai Rp 4,5 triliun. Apakah ini karena dampak gempa?Masih kami kaji, namun harapannya pada semester dua ini investasi di NTB menggeliat kembali," jelas Gita.
Selain itu, Pemprov NTB melihat persaingan investasi semakin sengit dengan adanya Tol Trans Jawa yang baru saja diresmikan. Gita menilai dengan adanya Tol baru maka investor akan menanamkan modal di sekitar ruas tol baik untuk kawasan industri maupun perumahan.
"Kita berpacu dengan kompetisi investasi yang semakin ketat, ketika kemarin kota-kota utama di Jawa tengah jenuh investasi. Kita harapkan mereka relokasi investasi ke luar jawa seperti Lombok dan Sumbawa. Tapi tengah perjalanan maka ada tol lintas jawa menarik bagi investor untuk menghidupkan Kawasan industri atau perumahan di sana," tutur Gita.
Sedangkan untuk memboyong investor untuk sektor pariwisata juga masih ada kendala yang dihadapi. Mulai dari kenaikan tiket pesawat hingga penerapan tarif bagasi.
Baca Juga: Semester I-2019, NTB catat realisasi investasi Rp 4,5 triliun
Meski demikian, Gita optimis realisasi investasi di NTB semakin ramai. Sebab NTB memiliki beberapa kelebihan. Mulai dari biaya pekerja yang tercermin dari upah minimum regional yang lebih murah dari pulau Jawa.
Juga ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika yang menjadi sorotan mata internasional. Sebab dalam waktu dekat kawasan dengan pantai Kuta Mandalika yang mempesona ini akan menjadi tuan rumah Motor GP.
Selain itu, di pulau Sumbawa terdapat PT Amman Mineral Nusantara Tenggara yang tengah memenuhi kewajiban membangun smelter. Selain itu, Gita berharap seiring dengan ini juga hadir berbagai pabrik olahan di sekitar pembangunan smelter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News