KONTAN.CO.ID - MANADO. Hari telah berganti saat kami menginjakkan kaki di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Jam tangan menunjukkan angka 00:08, tapi suasana terminal keberangkatan masih cukup ramai oleh calon penumpang dengan tujuannya masing-masing.
Tak terkecuali kami, Tim Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan KONTAN yang akan bertandang ke sejumlah destinasi di Provinsi Sulawesi Utara. Pada Senin (26/8) pukul 01.25 WIB, pesawat Citilink lepas landas menembus gelapnya langit malam, membawa kami ke Manado yang menjadi tujuan pertama.
Rasa kantuk beradu dengan antusiasme dalam misi kami untuk menjelajahi perkembangan infrastruktur telekomunikasi di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) di Sulawesi Utara, membuat kami sulit terlelap selama penerbangan.
Butuh waktu sekitar 3 jam untuk tiba di Manado. Mentari pagi dan rimbunnya perbukitan di sekitar Bandara Internasional Sam Ratulangi menyambut kedatangan kami. Driver mobil sewaan kami pun telah menunggu, siap menemani kami berburu laporan menarik untuk para pembaca.
Baca Juga: Potret Gembala Sapi di Lahan Bekas Panen Padi
Sebelum itu, kami harus mengisi energi terlebih dulu. Berdasarkan hasil pencarian di Google dengan keyword “kuliner sarapan khas Manado”, RM Salma Saroja dengan menu nasi kuningnya jadi pilihan.
Menurut informasi dari driver kami, restoran tersebut jadi salah satu tempat mencari nasi kuning favorit di Kota Tinituan, julukan Manado. Benar saja, selama kami menunggu pesanan terhidang di meja hingga selesai bersantap, pengunjung hilir mudik silih berganti. Soal rasa, jangan ditanya.
Setelah perut terisi, kami bergegas menuju Pelabuhan Manado untuk membeli tiket kapal tujuan Kepulauan Talaud, salah satu kawasan 3T yang akan kami jelajahi. Penting untuk dicatat, pembelian tiket kapal tidak bisa dilakukan secara online atau dengan menelepon agen. Calon penumpang harus datang langsung ke loket yang berada di pelabuhan.
Waktu masih menunjukkan pukul 08.33 WITA, namun antrean di loket agen penjual tiket kapal sudah ramai oleh warga. padahal waktu keberangkatan kapal dari Pelabuhan Manado kebanyakan dilakukan pada sore hingga malam hari. Loketnya dibagi-bagi berdasarkan operator kapal dan pelabuhan tujuan. Ada 8 operator kapal yang melayani pelayaran ke sejumlah pelabuhan, mulai dari Siau di Sulawesi Utara hingga Ternate di Maluku Utara.
Khusus untuk tujuan ke Kepulauan Talaud untuk keberangkatan pada Rabu (28/8), kami diarahkan untuk membeli tiket KM Barcelona VA. Kapal ini akan berenang ke beberapa pulau dari Manado yakni menuju Lirung, Melonguane, hingga Beo.
Tiket sudah aman di tangan, kami pun melanjutkan perjalanan untuk menitipkan beberapa barang bawaan kami ke hotel tempat kami menginap. Maklum, kami baru bisa check in jam 14.00 WITA, sehingga kami hanya menitipkan beberapa koper di resepsionis, lalu kembali ke dalam mobil untuk berburu beberapa spot menarik yang bisa kami temukan di ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini.
Tentu kami tak lupa untuk berburu kuliner khas Manado sebagai menu makan siang. Kami bersepakat untuk menjajal kelezatan olahan ikan tuna di Restoran Papa Tuna. Lidah kami berhasil dimanjakan oleh tuna bakar, tuna geprek hingga tuna woku. Tapi yang paling maknyus adalah rahang tuna bakar ukuran jumbo yang lezatnya no debat!
Tak banyak waktu bagi kami untuk berleha-leha. Karena Tim Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan KONTAN sudah membuat janji wawancara dengan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Utara Evans Steven Liow. Kami banyak berdiskusi terkait perkembangan infrastruktur telekomunikasi di Sulawesi Utara, khususnya di sejumlah kawasan 3T. Termasuk di Kepulauan Talaud yang berbatasan dengan Filipina.
Baca Juga: KA Makassar-Parepare Sumbang Rp 2,99 Miliar ke Kas Negara dari Pendapatan Tiket
Ada mimpi besar Pemprov Sulut untuk mendorong konektivitas dari kawasan-kawasan terluar yang ada di provinsi tersebut. Namun sejumlah tantangan diakui Steven juga masih menghadang. Ia juga membagikan sejumlah strategi agar masyarakat di kawasan 3T di Sulawesi Utara, bisa merasakan dampak pembangunan infrastruktur telekomunikasi guna meningkatkan taraf hidup.
Tak terasa hari sudah menuju petang. Lembayung senja yang memanjakan mata mengundang kami kembali ke pelabuhan Manado untuk menikmatinya. Hilir mudik calon penumpang masuk ke dalam kapal-kapal yang bersandar ikut memeriahkan suasana.
Langit pun mulai redup. Satu per satu kapal mulai beranjak menuju tujuannya masing-masing. Bunyi klakson kapal seolah mewakilkan salam perpisahan dari para penumpang kepada kolega mereka yang mengantar sampai pelabuhan.
Ini juga menjadi waktu bagi kami untuk kembali ke hotel dan beristirahat. Memulihkan tenaga untuk penjelajahan berikutnya. Termasuk ke Kepulauan Talaud sebagai salah satu kawasan terluar Indonesia.
Jadi, ikuti terus perjalanan kami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News