KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dusun Babadan, sebuah permata tersembunyi di Magetan, kini bersinar terang sebagai teladan kesuksesan pertanian. Padahal dulu pertanian di desa ini sempat terpuruk.
Kepala Dusun Babadan Anton Budi Laksono bercerita, mayoritas penduduk di dusin ini telah lama menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun, kini mereka tak lagi sekadar bertahan, melainkan bisa meraih kemakmuran yang signifikan.
Anton mengatakan kesuksesan ini tak luput dari pelatihan intensif dan pendampingan berkelanjutan dari Pupuk Kaltim. Yang tak kalah penting juga, semangat dari kelompok pertanian dari Dusun Babatan sendiri untuk mau belajar dan tumbuh menjadi petani mandiri.
"Setelah Pupuk Kaltim masuk di sini, terkait dengan pertanian itu hasilnya meningkat, otomatis penambahan ekonomi petani juga meningkat," kisah Anton.
Anton menyebut jumlah penduduk Dusun Babatan mencapai lebih 1.000 orang. Dari jumlah ini, mayoritas memang bekerja sebagai petani dan peternak. Dan sebagian kecil merupakan pegawai swasta hingga negeri.
Anton menuturkan, pekerjaan petani kala itu masih bersifat turun-temurun dan hasilnya kurang maksimal. Bahkan petani tidak bisa meraup untung lebih dari hasil produksi pertanian mereka.
Namun, Anton mengklaim petani di Dusun Babadan memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan taraf kehidupan. Sehingga, beberapa pelatihan yang diberikan oleh Pupuk Kaltim dapat membuahkan hasil.
Anton menyebut kini usaha tani yang dilakoni para petani di Dusun Babadan bukan hanya sekedar produksi pertanian, namun sudah bisa membangun usaha dari hulu dan hilir.
Anton mengatakan petani memiliki beberapa kelompok tani seperti kelompok Kompos, Kelompok UMKM, Kelompok Peternakan, Kelompok Perikanan hingga Koperasi Pertanian.
Kelompok Tani ini dibangun untuk meningkatkan pendapatan petani dengan menerapkan konsep sirkular ekonomi.
Misalnya, kelompok kompos nanti akan menyerap kotoran dari kelompok peternakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos. Selanjutnya, pupuk kompos ini akan kembali dijual ke petani dengan harga yang lebih murah dari pupuk kimia. Sehingga biaya produksi petani juga secara langsung dapat berkurang.
Selain itu, petani yang tergabung di kelompok ini juga akan mendapatkan gaji tambahan dari kas usaha pertanian yang dikembangkan.
"Jadi di sini untuk hal ekonomi ada peningkatan, terus untuk pekerja yang dulunya serabutan jadi bisa kerja harian yang pasti dengan ikut kelompok tani yang ada," ujarnya.
Saat ini, Anton menilai Dusun Babadan sudah menuju dusun mandiri yang tidak bergantung hanya kepada program pemerintah.
Anton berharap Dusun Babadan kedepan bisa menjadi percontohan dusun lain. Dia menekankan bahwa setiap program yang diberikan pemerintah memerlukan komitmen besar dari setiap masyarakatnya.
Dengan begitu, program tersebut akan berjalan lebih optimal dan membuahkan hasil sesuai yang diharapkan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
"Karena sebagaimanapun programnya, dan seberapa besar anggarannya, kalau masyarakatnya enggak ada kepedulian program itu tidak akan jadi," cetus Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News