KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Krisis semikonduktor yang berlangsung hampir dua tahun telah menghantam industri otomotif. Pabrikan mobil mengklaim tak mampu memaksimalkan kapasitas produksi mobilnya.
PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) salah satunya, gara-gara terhambatnya pasokan supply chain, tidak bisa memenuhi lonjakan permintaan mobil listrik IONIQ 5.
“Saat ini kemampuan produksi 100 unit sampai 150 unit mobil per bulannya. Kalau tidak ada masalah semikonduter bisa 500 unit kendaraan,” kata I Wayan Bagiarta, Head Group Production Group Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) saat menerima kunjungan tim Jelajah Ekonomi Hijau KONTAN, Senin (11/7).
I Wayan menyebutkan, antrian pesanan IONIQ 5 yang sudah mencapai 2.300 unit. Pihaknya mengaku sampai Juni jumlah mobil listrik IONIQ 5 yang diproduksi mencapai 475 unit.
I Wayan selaku penangungjawab produksi kaget dengan angka permintaan mobil yang tertuang dalam Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) tersebut. Adapun semula, mereka hanya memproyeksikan permintaan hanya mencapai 1.200 unit per tahun.
Baca Juga: Diserbu Pembeli, Daftar Tunggu Pesan Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 Semakin Panjang
"Kami tidak menyangka animo konsumen terhadap mobil listrik ini. Masalah semikondukter ini menggangu produksi," jelasnya.
Menurutnya, krisis semikondukter ini akan menjadi isu besar. Lantaran, sampai detik ini tidak ada yang bisa memprediksi krisis semikondukter kapan akan berakhir.
Terlepas hal tersebut, langkah-langkah untuk mendukung ekositem kendaraan listrik tetap dijalankan. Terutama di tengah isu kenaikan harga bahan bakar minyak.
“Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terus ditambah, setidaknya ada SPKLU disetiap SPBU. Hyundai sendiri sudah membangun SPKLU di 130 titik,” tuturnya.
Asal tahu, IONIQ 5 merupakan mobil listrik komersil pertama yang diproduksi di Indonesia. Mobil ini memiliki beberapa tipe, yakni; Standart Range Prime, Long Range Prime, Standart Range Signature dan Long Range Signature. Adapun kisaran harga antara Rp 718 juta sampai dengan Rp 829 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News