Pariwisata Mulai Menggeliat, Bali Akan Fokus Pemerataan Pertumbuhan

Pariwisata Mulai Menggeliat, Bali Akan Fokus Pemerataan Pertumbuhan
Sabtu, 09 Juli 2022 | 16:29 WIB
Reporter: Bidara Pink Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - DENPASAR. Setelah sempat terpukul akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020, akhirnya pariwisata di Bali mulai bergeliat kembali. Pada tahun 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang bertandang ke Pulau Dewata sudah mulai meningkat.

Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, atau yang akrab disapa Cok Ace mengatakan, titik balik makin bergeliatnya sektor pariwisata Bali ini adalah ketika pembatasan mobilitas mulai dilonggarkan dan sejumlah kebijakan pendukung mulai diterapkan.

“Dengan dibuka kembali gerbang bagi wisatawan asing pada 7 Maret 2022, wisatawan Asia bebas visa, dibukanya penerbangan internasional ke Bali. Jumlah wisatawan yang datang dan okupansi hotel kemudian meningkat,” tutur Cok Ace kepada KONTAN, belum lama ini.

Cok Ace tengah berupaya semaksimal mungkin untuk membawa pariwisata Bali ke kondisi pra pandemi Covid-19, bahkan melampauinya. Karena pariwisata merupakah sektor penunjang pertumbuhan ekonomi. Saat pariwisata menggeliat, perekonomian pun bisa ngegas.

Baca Juga: Mengusung Konsep Sustainability Forest City di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara

Namun, satu pekerjaan rumah yang juga harus digarap Cok Ace bukan hanya soal pemulihan pariwisata dan ekonomi, tetapi juga pemerataan. Pasalnya, pariwisata ini lebih terkonsentrasi di area Bali Selatan. Dengan demikian, strategi pengembangan wilayah tetap harus dilakukan.

“Pengembangan infrastruktur menjadi perhatian utama kami, antara lain ke belahan utara. Kami akan bangun jalan pintas, sehingga yang tadinya membutuhkan waktu 2,5 jam ke Bali Utara, sekarang hanya 1,5 jam. Kami akan membangun magnet-magnet pariwisata di belahan utara,” kata Cok Ace.

Magnet yang dipertajam Pemerintah provinsi Bali adalah Bedugul dan daerah Buleleng. Seperti di Buleleng, dibangun tower di kawasan Sukasada yang nantinya akan multifungsi, yaitu untuk pemancar TV, sekaligus ada restoran di sekitarnya dan dihias agar menarik minat para wisatawan untuk berkunjung.

Selain pemerataan, Cok Ace juga menyoroti terkait pengembangan wisata hijau. Wisata hijau di Bali ini bisa berarti wisata yang menyatu dengan alam, alias tidak melulu wisata yang menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT).

Beberapa contoh wisata hijau di Bali adalah Desa Adat Panglipuran yang asri, di mana para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman desa yang bersih dan hijau, kemudian Nusa Penida dengan pemandangan laut yang bisa memanjakan mata wisatawan dan juga tempat pembangkit listrik tenaga angin.

Dengan pemerataan dan pengembangan wisata hijau tersebut, Cok Ace optimistis perekonomian Bali akan menguat, dan diharapkan bisa melampaui capaian pra Covid-19, atau pada tahun 2019 yang pada waktu itu tercatat tumbuh 5,63% yoy.

Baca Juga: Menjelajah ke Titik Nol Nusantara, Ikon Ibu Kota Baru di Kaltim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag
Berita Terkait Jelajah Ekonomi Hijau Kontan
Kamis, 19 September 2024 | 18:46 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Kamis, 19 September 2024 | 18:44 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Kamis, 19 September 2024 | 17:29 WIB WISATA SULTRA
Selasa, 17 September 2024 | 19:22 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Selasa, 17 September 2024 | 19:19 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Selasa, 17 September 2024 | 18:04 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Didukung oleh:
Barito Pacifik
GSI International Tbk
Bank Bukopin
Pertamina
Widodo Makmur Perkasa
pupukkaltim
Bank Mandiri
PLN
BNI
Telkom
BRI
Bank Mandiri
Blue Bird
INPP
Tokio Marine
Hotel Santika
Canon