Keluhan Komunitas Anker, Mulai dari Renovasi Hingga Penerapan Tarif Berbasis NIK

Keluhan Komunitas Anker, Mulai dari Renovasi Hingga Penerapan Tarif Berbasis NIK
Ilustrasi. Penumpang memadati KRL Commuter Line saat melintas di Stasiun Depok, Jawa Barat. Kamis, 29 Agustus 2024 | 19:59 WIB

Reporter: Dendi Siswanto

Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komunitas Anker (Anak Kereta) Twitter mengeluhkan berbagai persoalan yang dihadapi pada saat menggunakan kereta Commuter Line (KRL).

Menurutnya, perubahan dan perbaikan yang belakangan ini dilakukan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) seperti berjalan di tempat.

"Terlepas dari renovasi dan pembangunan yang dilakukan, banyak yang kami rasa belum memenuhi skala prioritas juga kematangan dalam hal penghitungan dan perencanaan," ujar Admin Anker Twitter kepada Kontan.co.id, Kamis (29/8).

Admin Anker Twitter, yang enggan disebutkan namanya tersebut memberi contoh. Misalnya saja di Stasiun Bekasi yang baru saja selesai melakukan renovasi, namun eskalatornya sudah mengalami kerusakan kembali.

Baca Juga: Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Fasilitasi UMKM untuk Jajakan Dagangannya

Bahkan kerusakan fasilitas tersebut sempat viral di media sosial lantaran tidak kunjung diperbaiki lebih dari 100 hari sehingga penumpang mengadakan protes.

Selain itu ada juga renovasi besar pada stasiun Manggarai, yang ditargetkan menjadi stasiun transit sentral akan melayani perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ), KRL Jabodetabek, hingga KA Bandara. 

Menurutnya, ada satu hal yang disayangkan dan diakui langsung oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) bahwa renovasi tersebut menggunakan desain studi tahun 2005 sebagai dasar renovasi. Hal tersebut membuat Anker Twitter skeptis dan pesimis akan target 100% beroperasi penuh di tahun 2025 dengan dasar desain pembangunan dua dekade lalu. 

Karena kesalahan tersebut lah membuat Stasiun Manggarai dinilai buruk secara flow penumpang, minim akses untuk penumpang yang akan transit hingga aliran udara pada stasiun yang juga sedikit buruk sehingga menyebabkan stasiun terasa pengap dan panas.

Baca Juga: Bisa Hemat Biaya, Pengusaha Sulsel Menanti Pengoperasian Kereta Api Logistik

Komunitas Anker Twitter juga menyayangkan kegagalan KCI untuk menyediakan trainset yang mumpuni dan jumlahnya cukup.

"Sehingga saat ini banyak kereta yang rangkaiannya dipotong hanya delapan rangkaian lantaran banyak kereta yang sudah harus pensiun dan belum ada penggantinya," katanya.

Sementara, ke depannya rencana penambahan kereta dilakukan bersama INKA yang secara rekam jejak tidak cukup bagus saat beroperasi di lintas Jabodetabek.

"Kita semua ingat kalau kereta buatan INKA yang beroperasi di lintas Jabodetabek sangat sering bermasalah, sering mogok, sering pintunya tiba-tiba terbuka sendiri. Dan berbagai kejadian lain yang bisa membahayakan perjalanan kereta itu sendiri," kata Komunitas Anker Twitter.

Tidak sampai di situ, menurutnya rencana penerapan tarif berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan langkah mundur jika benar-benar diterapkan.

Baca Juga: KA Trans Sulawesi Beroperasi, Pengusaha Optimis Investasi Masuk Lebih Deras

"KRL yang jadi tumpuan transportasi bagi banyak kalangan menengah, hingga masyarakat bawah, justru mau dikurangi subsidinya, bahkan penerapan tarifnya mau dipisah-pisahkan berdasarkan NIK," keluhannya.

Oleh sebab itu, dirinya mempertanyakan bagaimana skema penerapannya. Namun yang pasti, Komunitas Anker Twitter memandang hal tersebut sebuah kemunduran jika tarif transportasi umum dibeda-bedakan berdasarkan level ekonomi. 

"Kebijakan ini justru kontradiktif dengan ajakan pemerintah untuk menggunakan transportasi umum, karena dapat membunuh semangat masyarakat dalam menggunakan transportasi umum," jelas Admin Anker Twitter.

Komunitas Anker juga menyampaikan beberapa masukan dan harapannya kepada KAI dan KCI.

Baca Juga: Pengusaha Optimis Sektor Ini Ketiban Berkah dari Pembangunan KA Trans Sulawesi

Pertama, kepada KAI sebagai regulator, sedianya dapat berkolaborasi secara intensif dengan operator terkait dengan perawatan operasional, sarana dan prasarana KRL, termasuk sarana dan prasarana di stasiun. 

"Perbaikan eskalator dan lift dilakukan secara cepat, termasuk memastikan kualitas sarana dan prasarana yang mumpuni untuk menampung penumpang yang jumlahnya sangat banyak," katanya,

Kedua, kepada KCI sebagai operator, Komunitas Anker Twitter berharap dapat meningkatkan layanan perjalanan KRL sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, memastikan jeda perjalanan tidak terlalu panjang sehingga meminimalisir penumpukan penumpang di stasiun, khususnya stasiun-stasiun transit.

Ketiga,  terkait dengan narasi rencana penerapan tarif berbasis NIK harapannya KAI bersama kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan KCI dapat melibatkan  penumpang dan masyarakat dalam proses penyusunan rencana penerapan kebijakan ini.

Baca Juga: Melongok Perkembangan Kereta Api Makassar-Parepare Usai Setahun Diresmikan

"Termasuk mempertimbangkan aspirasi dan masukan dari penumpang yang sehari-hari menggunakan KRL," katanya.

Asal tahu saja, Anker Twitter memiliki akun dengan nama @AnkerTwitter yang saat ini memiliki kurang lebih 33.399 pengikut dan memiliki anggota sebanyak 1.018 pada akun telegram.

Saat ini, Anker Twitter menjadi wadah untuk menyuarakan keresahan mengenai transportasi publik khususnya KRL Jabodetabek, termasuk kebijakan-kebijakan yang keluar dari Regulator dan Operator.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Infrastruktur Berkelanjutan
Didukung oleh:
Barito Renewble
Pertamina
PLN
KB Bank
Mayapada
BNI
Rukun Raharja
Kementerian PUPR
Bank Syariah Indonesia
Bank BRI
Bank Mandiri
J Trust Bank
Official Airlines:
Barito Renewble