Pembiayaan Berkelanjutan Terus Meningkat, Lingkungan Semakin Sehat Walafiat

IWIP Kebut Pengembangan Kawasan Industri untuk Komponen Baterai Kendaraan Listrik
Jumat, 19 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Reporter: Ahmad Febrian Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai lini bisnis berlomba mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).  Salah satu yang serius menjalankan isu lingkungan ini adalah perbankan, melalui produk pembiayaan hijau.  Mulai dari kredit hijau hingga obligasi hijau.

Fokus pada ekonomi berkelanjutan ini mendapat payung Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Terbuka. 

Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan,  hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan pembiayaan atau investasi sektor berkelanjutan sebesar Rp 67.803 triliun. Angka itu jauh dari realitas yang ada sekarang. September 2021, OJK sempat menyebutkan, kredit hijau ditambah penerbitan obligasi berkelanjutan perbankan baru sekitar Rp 881,9 triliun.

Sejumlah bank pelat merah sudah  lebih dulu masuk pembiayaan hijau. Misalnya Bank Rakyat Indonesia  (BRI) yang menerbitkan obligasi hijau pada Juli lalu bertajuk Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 dengan pokok obligasi sebanyak-banyaknya  Rp 5 triliun.

Baca Juga: Kiprah UMKM Hijau, Berbisnis Sambil Menjaga Alam dan Lingkungan

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto  menyatakan, BRI membidik Rp 15 triliun dari obligasi tersebut yang dilakukan bertahap selama tiga tahun sampai 2024. "Green bond BRI Tahap I Tahun 2022 yang diterbitkan pada Juli lalu tercatat oversubscribed 4,4 kali," ujar Aestika, pekan lalu.

Selain obligasi, BRI menyalurkan pembiayaan ekonomi berkelanjutan. Hingga akhir kuartal II-2022, BRI telah menyalurkan kredit ekonomi berkelanjutan senilai Rp 657,1 triliun atau naik 11,7% yoy.

Bank BNI juga menerbitkan obligasi hijau denominasi rupiah senilai Rp 5 triliun. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar  mengungkapkan, obligasi ini direspons positif investor, dan oversubscribed lebih dari empat kali pada saat book building. "Ke depan, BNI menerbitkan kembali green bond dengan tetap memperhatikan kebutuhan pembiayaan dan kondisi likuiditas bank," imbuhnya.

Sementara hingga Juni 2022, pembiayaan hijau BNI telah mencapai Rp 176,6 triliun atau 28,6% dari total kredit.  "Posisi ini naik dari portofolio pembiayaan hijau BNI pada periode sama 2021 yang tercatat Rp139,4 triliun, atau 24.5% dari total kredit," ujar Royke.

Baca Juga: Salurkan Kredit Hijau, BNI Dorong Pengembangan PLTS di Indonesia

Adapun Bank Mandiri merilis sustainability bond senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun pada tahun 2021. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar menyatakan, sebanyak  46% hasil penawaran obligasi itu digunakan untuk pembiayaan hijau.

Semester I-2022, Bank Mandiri telah menerbitkan ESG Repo senilai US$ 500 juta, dan menjadikan Bank Mandiri yang pertama sebagai bank penerbit ESG Repo Bank di  Indonesia.  "Ke depan, kami akan mendorong pengembangan produk hijau lain seperti sustainability linked loan," kata Alexandra, Rabu (17/8). 

Bank Mandiri juga sudah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, sesuai kriteria POJK No 51/2017, senilai Rp 226 triliun atau tumbuh 21% yoy. Khusus kredit hijau sudah mencapai Rp 105 triliun dan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencapai Rp 115 triliun. "Bank Mandiri menargetkan dapat berkontribusi 21%-23% dari pembiayaan hijau nasional sesuai kriteria POJK 51," ujar Xandra. Kini, 25% dari total portofolio Bank Mandiri merupakan portofolio berkelanjutan.

Tak mau kalah, Bank KB Bukopin cukup agresif menyalurkan pembiayaan hijau. Sampai kuartal II-2022, Bank KB Bukopin telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp 847 miliar.


Terkait target pembiayaan small medium emterprise (SME) jangka pendek sampai akhir tahun 2022 naik 10% menjadi Rp 931 miliar. "Target jangka panjang  naik 50% dari posisi terakhir Desember 2022 menjadi Rp 1,3 triliun," kata  Dewi Ekawati, MSME Product & Business Support Division Head.

Baca Juga: Energi Hijau, Bikin Pebisnis dan Perbankan Semakin Terpukau

      

Tag
Berita Terkait Jelajah Ekonomi Hijau Kontan
Jumat, 15 Desember 2023 | 10:12 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Jumat, 21 Juli 2023 | 19:32 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Senin, 17 Juli 2023 | 05:05 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Minggu, 16 Juli 2023 | 10:05 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Minggu, 16 Juli 2023 | 06:30 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Jumat, 14 Juli 2023 | 07:42 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Jumat, 07 Juli 2023 | 13:46 WIB JELAJAH EKONOMI DESA
Didukung oleh:
Barito Pacifik
GSI International Tbk
Bank Bukopin
Pertamina
Widodo Makmur Perkasa
pupukkaltim
Bank Mandiri
PLN
BNI
Telkom
BRI
Bank Mandiri
Blue Bird
INPP
Tokio Marine
Hotel Santika
Canon