KONTAN.CO.ID - CIKAMPEK. Pagi itu masih muda. Sekitar pukul lima pagi pada Senin (8/8), Tim Jelajah Ekonomi Hijau KONTAN menyambangi pabrik PT Sanghiang Perkasa di Cikampek, Jawa Barat. Wajar jika belum tampak aktivitas di pabrik itu.
Saat matahari beranjak semakin tinggi dan sinarnya semakin terang, sekitar pukul 06.30, para karyawan pabrik mulai berdatangan. Meraka pun tampak bersiap-siap memulai aktivitas dengan terlebih dahulu membersihkan area operasional.
Di pabrik itu, tak kurang dari 2.970 panel surya berderet rapi, siap menyedot energi surya yang menyorot atap pabrik nutrisi yang dikenal dengan nama Kalbe Nutritionals itu. "Total kapasitas yang bisa ditampung dari PLTS Atap ini mencapai 1.603 kilowatt peak (kWp)," terang I Gede Putu Eka Putra, Direktur Supply Chain Management & Innovation PT Sanghiang Perkasa.
Baca Juga: Prakarsa Hijau Sanghiang Perkasa Memanen Energi Surya
Beroperasi penuh sejak bulan Juli kemarin, PLTS Atap anak usaha Kalbe Farma Tbk (KLBF) itu menghasilkan rata-rata energi listrik setara sekitar 5.000- 6.000 kilowatt hour (kWh) per hari. Jumlah itu setara 150.000- 180.000 kWh per bulan.
Sebulan terakhir ini, energi listrik yang dihasilkan mampu menyumbang sekitar 20%-30% total kebutuhan listrik di pabrik itu. Kalbe Nutritionals bisa menghemat biaya energi antara 2%-5%. PLTS Atap ini juga bisa menekan emisi karbon hingga 2.104,66 ton per tahun. "Bukan semata biaya, tujuan utama kami bisa ikut berkontribusi memakai energi terbarukan. Ikut mengurangi emisi karbon," kata Putu.
Kalbe Nutritionals menggarap PLTS Atap ini bersama PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV) dan Bank BNI. Bank BNI memberikan dukungan pembiayaan kepada Aruna PV sebagai penyedia jasa pembangunan PLTS. Perbankan memang semakin aktif menyalurkan kredit hijau.
Menurut Putu, kerja sama Kalbe Nutritionals dan Aruna PV serta dukungan pembiayaan hijau dari BNI dalam PLTS Atap ini cerminan pilar ke-17 sustainable development goals (SDG's). Yakni: kolaborasi.
Baca Juga: Salurkan Kredit Hijau, BNI Dorong Pengembangan PLTS di Indonesia
Dari Cikampek, Tim Jelajah Hijau KONTAN bergeser ke Waduk Cirata, Jawa Barat, lokasi proyek PLTS Terapung. Proyek skala komersial pertama dan terbesar di Indonesia ini mengambang di atas area 200 hektare atau 3% dari total luasan Waduk Cirata. Berkapasitas 145 MWac, PLTS Terapung Cirata bakal menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini digarap oleh PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE).
Direktur Operasi PMSE Dimas Kaharudin menjelaskan, salah satu tujuan pengembangan PLTS Terapung Cirata adalahk membuktikan energi bersih sudah bisa bersaing kompetitif secara ekonomis dengan energi fosil
Berdasarkan power purchase agreement (PPA), tarif setrum dari PLTS Cirata dibanderol US$ 0,58 per kWh. "Sehingga diharapkan mencetuskan proyek-proyek energi terbarukan lain dengan keekonomian yang sama, bahkan lebih kompetitif," kata Dimas.
Baca Juga: Energi Hijau, Bikin Pebisnis dan Perbankan Semakin Terpukau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News