Penerapan Ekonomi Hijau Bisa Bikin Investor Teknologi Tertarik Masuk ke Indonesia

IWIP Kebut Pengembangan Kawasan Industri untuk Komponen Baterai Kendaraan Listrik
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri depan) mendengarkan penjelasan tentang sistem kerja Fasilitas Pengolahan Limbah Terpadu Kawasan Industri Medan (KIM), Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (25/11/2021). Kamis, 07 Juli 2022 | 20:31 WIB
Reporter: Dendi Siswanto Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA Pemerintah telah menetapkan rencana ekonomi hijau yang menjadi salah satu strategi utama transformasi ekonomi dalam jangka menengah panjang untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Pemerintah juga mulai menunjukkan keseriusannya dalam menerapkan ekonomi hijau, mulai dari pembuatan peta jalan pengurangan emisi karbon hingga 29% di tahun 2030, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) serta pengembangan kawasan industri hijau.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan bahwa upaya tersebut harus diiringi dengan penerapan investasi yang rendah karbon juga. Menurutnya, investasi-investasi yang masuk hendaknya disortir terlebih dahulu mana yang baik bagi lingkungan atau tidak.

"Kalau sekarang nampaknya masih menerima investasi yang masuk dari industri mana saja. Apalagi omnibus law ternyata memperlonggar aturan dari izin lingkungan," ujar Huda kepada Kontan.co.id, Kamis (7/7).

Baca Juga: Wujudkan Lingkungan Hijau Berkelanjutan, Sinar Mas Land Gelar Festival Hijau BSDke-19

Selain itu, apa yang dilakukan pemerintah dalam menerapkan ekonomi hijau dinilai masih belum cukup. Pasalnya pembangunan pembangkit listrik masih didominasi oleh tenaga uap.

"Masih sedikit tenaga EBT. Jadi saya rasa masih belum cukup dengan apa yang selama ini sudah diterapkan oleh pemerintah," kata Huda.

Namun Huda mengatakan, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong ekonomi hijau akan membuat investor teknologi akan berinvestasi di Indonesia, mengingat selama ini yang berinvestasi hanya dari perusahaan batubara, tambang dan sebagainya.

"Dengan adanya investasi yang bersih, investor teknologi pasti akan melirik Indonesia. Selama ini kan yang melirik ya perusahaan batubara, tambang dan lainnya. Perusahaan seperti Tesla masih enggan masuk dikarenakan masih belum diterapkannya investasi yang bersih," ungkapnya.

Baca Juga: Rilis Data Inflasi AS Akan Jadi Penentu Arah Aset Kripto

Mengutip dari berita KONTAN, momentum G20 pada tahun ini akan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk bisa memberikan kontribusi lebih kepada global dan secara bersamaan bagi masyarakat Indonesia sendiri.

Salah satu isu prioritas dalam G20 adalah bagaimana upaya mengendalikan perubahan iklim baik itu adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim yang berkontribusi kepada pemulihan yang berkelanjutan, di mana hal ini juga akan mendorong penerapan ekonomi hijau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag
Berita Terkait Jelajah Ekonomi Hijau Kontan
Sabtu, 27 Juli 2024 | 05:00 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Selasa, 23 Juli 2024 | 19:25 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Senin, 22 Juli 2024 | 22:47 WIB INFRASTRUKTUR LISTRIK
Kamis, 18 Juli 2024 | 13:26 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Kamis, 18 Juli 2024 | 10:09 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Didukung oleh:
Barito Pacifik
GSI International Tbk
Bank Bukopin
Pertamina
Widodo Makmur Perkasa
pupukkaltim
Bank Mandiri
PLN
BNI
Telkom
BRI
Bank Mandiri
Blue Bird
INPP
Tokio Marine
Hotel Santika
Canon