Desa Penglipuran dan Mimpi Besar Indonesia Merintis Pariwisata Berkelanjutan

Desa Penglipuran dan Mimpi Besar Indonesia Merintis Pariwisata Berkelanjutan
Desa Panglipuran Bali Jumat, 15 Juli 2022 | 09:03 WIB
Reporter: Azis Husaini, Bidara Pink Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - BALI. Indonesia mulai merintis pengembangan pariwisata hijau yang berkelanjutan (sustainable tourism) demi mengantisipasi ancaman pemanasan global. Dari Desa Penglipuran di Bali, Indonesia mengembangkan tempat wisata yang bersahabat dengan lingkungan.

Pagi itu, sepekan lalu, Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, begitu ramai. Deretan bus dan mobil pribadi dari dalam dan luar Bali parkir teratur. Satu alasan utama, para pelancong ingin berpelesir menikmati desa terbersih di dunia versi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: Infrastruktur Green Tourism Terus Dilengkapi, PLN dan Pertamina Kompak Bangun PLTS

Desa adat ini bukan saja tempat tinggal. Penglipuran menjadi desa yang menerapkan green tourism. Aturan desa melarang penggunaan kendaraan mesin. Bukan saja apik dalam tata ruang, desa ini unik dari sisi arsitektur. Jika dipotret dari atas menggunakan drone, Desa Penglipuran seperti labirin, untuk menuju rumah penduduk kita mesti melewati lorong seukuran pintu. Jalanan desa yang lurus dan menurun juga menjadi keistimewaan tersendiri. 

Untuk masuk desa tersebut, pengunjung dipungut Rp 25.000 per orang. Tak hanya sebagai desa terbersih, Panglipuran masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).

"Kami sudah memiliki berbagai pariwisata yang menyatu dengan alam, tidak hanya sumber energi, tetapi juga ramah lingkungan dan aspek kebersihan. Salah satunya Desa Adat Penglipuran," ungkap Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Wakil Gubernur Bali, saat ditemui KONTAN di ruang kerjanya, Selasa (5/7).

Baca Juga: In Journey Kebut Inisitif Green di TMII, Mandalika, Borobudur, dan The Nusa Dua

Dalam pengembangan objek wisata hijau, Cok Ace,panggilan karib Tjokorda, mengaku didukung pemerintah pusat berupa pembangunan  jalan setapak maupun penggunaan sumber air bersih. Selain membangun desa wisata, Pemerintah Provinsi Bali menerapkan berbagai aturan untuk mewujudkan pariwisata hijau di Pulau Dewata.

Misalnya, Peraturan Gubernur Bali Nomor 97/2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai. Aturan ini bisa menekan ketergantungan plastik, baik di hotel bintang lima, restoran, maupun pusat perbelanjaan ritel hingga lebih dari 80%. Namun, aturan ini belum terwujud sepenuhnya di pasar tradisional.

Bali juga memacu penggunaan sumber energi baru terbarukan (EBT) dalam kegiatan sehari-hari dan pariwisata. Sudah ada beberapa beleid, seperti Peraturan Gubernur Bali No 48/2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Ini juga didukung PT PLN yang sudah menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di beberapa titik.

Baca Juga: Kemenparekraf Tetapkan Tujuh Desa Berkonsep Green Tourism, Ini Profilnya

Ada pula Surat Edaran Gubernur Bali No 5/2022 tentang Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Pemprov Bali mengucurkan insentif bagi pengelola hotel yang menggunakan sumber EBT. 

Namun Cok Ace mengakui aturan ini belum sepenuhnya berjalan mulus. "Ini sudah masuk roadmap kami, yaitu menciptakan pariwisata hijau yang berkaitan dengan sumber energi. Semangat itu terus meningkat, bahkan setelah kita terpukul Covid-19 pada tahun 2020," tutur dia.

Semangat Bali sejalan tekad pemerintah untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, tahun lalu merilis panduan tentang destinasi pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menparekraf No 9/2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Ada empat pilar pengembangan wisata berkelanjutan.

Baca Juga: Dukung Green Tourism di Bali, Blue Bird Terapkan Blue Sky, Blue Life, dan Blue Corp

Sejalan dengan itu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC juga menjalankan konsep green tourism di The Nusa Dua. Bahkan ITDC mendeklarasikan sebagai kawasan destinasi pariwisata dengan prinsip green tourism.

ITDC berupaya mengembangkan pariwisata yang ramah secara sosial dan lingkungan mengacu konsep Tri Hita Karana dan Tri Mandala. Peduli lingkungan sedari awal dirancang di kawasan Nusa Dua, dengan sistem pengolahan air limbah hotel untuk pengairan dan irigasi. Pusat pengolahan ini disebut "Lagoon".

Ada pula pengelolaan sampah di kawasan ini. Produksi sampah yang setiap hari mencapai kurang lebih 18 meter kubik, sebagian diolah untuk menjadi pupuk organik bagi kebutuhan sendiri. "Kami juga memiliki unit composting yang telah menggunakan teknologi effective microorganism, sehingga proses pembusukan dalam pembuatan pupuk dapat dipercepat," tutur Abdulbar M Mansoer, Direktur Utama ITDC.

Baca Juga: Berkat Solar Panel, Pabrik Mobil Hyundai Dilengkapi Fasilitas Pendingin Ruang

Holding BUMN Pariwisata (In Journey) pun mendukung pengembangan wisata hijau di Indonesia. Bukan hanya di Bali, In Journey menggarap wisata hijau di sejumlah destinasi, seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang mengimplementasikan trem listik, mobil dan bus listrik. Di Sarinah juga menerapkan pusat belanja ramah lingkungan. "Taman Mini akan menjadi lokasi G20, sehingga November nanti akan dibuka," terang Maya Watono, Direktur Marketing In Journey. 

Green tourism juga digenjot di destinasi super prioritas, yakni Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Danau Toba (Sumatra Utara), Borobudur (Jawa Tengah) dan Likupang (Sulawesi Utara).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag
Berita Terkait Jelajah Ekonomi Hijau Kontan
Kamis, 19 September 2024 | 18:46 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Kamis, 19 September 2024 | 18:44 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Kamis, 19 September 2024 | 17:29 WIB WISATA SULTRA
Selasa, 17 September 2024 | 19:22 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Selasa, 17 September 2024 | 19:19 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Selasa, 17 September 2024 | 18:04 WIB JELAJAH EKONOMI KONTAN
Didukung oleh:
Barito Pacifik
GSI International Tbk
Bank Bukopin
Pertamina
Widodo Makmur Perkasa
pupukkaltim
Bank Mandiri
PLN
BNI
Telkom
BRI
Bank Mandiri
Blue Bird
INPP
Tokio Marine
Hotel Santika
Canon