Upaya Petani Tulungagung Beradaptasi dengan Inovasi Teknologi

Upaya Petani Tulungagung Beradaptasi dengan Inovasi Teknologi
Ilustrasi. Perkembangan inovasi teknologi juga ikut masuk ke kawasan pedesaan di Tanah Air, khususnya di tengah para petani di Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Senin, 21 Juli 2025 | 11:07 WIB

Reporter: Pulina Nityakanti

Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – TULUNGAGUNG. Perkembangan inovasi teknologi juga ikut masuk ke kawasan pedesaan di Tanah Air, khususnya di tengah para petani di Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.

Sejumlah petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lumintu di Kecamatan Pakel mengakui bahwa kehadiran teknologi memberikan manfaat besar ke efektivitas produksi padi.

Hal itu yang membuat mereka tertarik untuk uji coba penyemprotan vitamin ke tanaman padi di lahan mereka menggunakan pesawat nirawak alias drone.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lumintu, Rukani mengatakan, Gapoktan Lumintu berdiri tahun 2015 dan saat ini punya anggota sekitar 100 orang petani.

Upaya adapatasi mereka atas intervensi teknologi dalam rantai produksi pertanian itu bukanlah yang kali pertama. Sebelum pakai drone, para petani Gapoktan Lumintu sudah biasa menggunakan bantuan mesin saat menggarap sawah dan memanen padi.

“Kami biasa sewa mesin combine harvester untuk panen padi,” ujar Rukani saat ditemui Kontan beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Harga Murah dan Pasokan Jadi Kunci Bisnis Pangan Ritel

Rukani menjelaskan, Gapoktan Lumintu tidak membeli alat-alat tersebut untuk dimiliki bersama. Mereka memilih untuk iuran dan menyewa alat saat dibutuhkan saja. Cara itu dianggap lebih efektif dan efisien, baik dari segi waktu, uang, ataupun tenaga.

Sebagai perbandingan, kata Rukani, panen padi secara manual bisa memakan waktu lebih dari seminggu. Sementara, dengan mesin combine harvester, pekerjaan itu bisa selesai dalam satu hari saja.

“Kami sudah pakai mesin combine harvester itu sudah sekitar 15 tahun,” tuturnya.

Hingga saat ini, Gapoktan Lumintu biasa menyewa alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pihak swasta. Alasannya, karena bantuan alsintan dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung belum memadai untuk digunakan secara efektif saat masa panen dan pratanam tiba.

Pun, drone penyemprot vitamin yang diuji coba di lahan mereka hari itu disewa dari pihak swasta, yaitu milik PT Bisi International Tbk (BISI). Rukani menyebut, biaya sewa drone bertangki 21 liter itu sebesar Rp 250 ribu untuk menyiram satu hektar lahan.

Biaya itu lebih murah daripada melakukan penyemprotan secara manual. “Per orang bisa dibayar Rp 300 ribu. Itu belum termasuk makan dan lainnya,” katanya.

Iklim yang ada di antara para petani juga sudah sangat ramah dengan teknologi. Bayangkan saja, informasi alat drone untuk membantu pertanian itu mereka dapatkan dari rekanan mereka. Artinya, keterbaruan atas informasi inovasi teknologi pertanian didapatkan para petani Gapoktan Lumintu secara mandiri.

Baca Juga: Upaya Menjaga Stabilitas Pasokan dan Harga Beras

Puluhan Tahun Jadi Petani

Rukani bercerita, dirinya sudah lebih dari 30 tahun bekerja sebagai petani. Pria kelahiran 1967 itu mengaku telah mendapat banyak berkah selama menjalankan profesinya. Salah satunya adalah berhasil menyekolahkan sang anak sampai perguruan tinggi.

Dia bahkan meminta sang anak untuk berkontribusi ke lahan dengan mengarahkannya mengambil kuliah jurusan pertanian.

Sang anak yang tengah kuliah itu adalah anak bungsu, umurnya 23 tahun. “Anaknya petani, jadi harus kembali ke petani,” ungkapnya.

Petani Anggota Gapoktan Lumintu, Nasrudin menambahkan, dirinya juga mengharapkan anak-anaknya untuk kembali berkontribusi ke lahan. Namun, Nasrudin mengaku tak berani mengarahkan terlalu jauh.

“Anak saya yang nomor dua kuliah di jurusan Informasi Teknologi (IT),” katanya. Meskipun bukan langsung soal pertanian, tetapi kontribusi sang anak ke lahan sawah tetap diharapkan Nasrudin.

Baca Juga: Pangkas Ongkos Distribusi, Produsen Beras Raja Bakal Ekspansi ke Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jelajah Ekonomi Pangan
Didukung oleh:
Barito Pacifik
Bank BRI
PLN
Bank Mandiri
Bank Mayapada
TOPI KOKI
GWM